*****
Jihan melangkah anggun keluar dari restoran. Ia terus melangkah ke depan, matanya memperhatikan deretan mobil yang terparkir di sekitarnya, mencari-cari mobil yang akan menjemputnya, mobil yang sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh Al sebelumnya.
Di tengah langkahnya, perhatian Jihan teralihkan oleh bunyi klakson dari sebuah mobil yang tidak jauh darinya. Ia berhenti sejenak dan menoleh, matanya memicing ketika melihat mobil yang dimaksud. “Itu dia,” gumamnya dalam hati.
Kemudian, dengan segera Jihan mendekati mobil tersebut. Saat ia semakin dekat, seorang pria tampan turun dari mobil, menyambutnya dengan senyum hangat.
“Halo, Jihan,” sapa lelaki itu, mengulurkan tangan kanannya dengan sikap ramah. “Perkenalkan, aku Felix. Uncle Al memintaku untuk menjemputmu,” katanya, men
