38. Buket Bunga

2015 Kata

“Udah siap semua yang lusa kamu butuhin?” tanya Mas Davka ketika malam ini aku menginap di rumahnya. Lusa aku sidang, jadi dia memintaku untuk datang. “Udah, Mas.” Aku mengangguk mantap. “Semua udah finish sejak dua hari yang lalu. Udah aku cross check juga.” “Kalau untuk snack dan buah tangan?” “Jenna akan ambil di hari-H.” “Oke.” Mas Davka kini duduk di sebelahku, lalu menatapku lurus-lurus. Aku yang menyadari itu langsung balas menatapnya. “Kenapa natap aku gitu banget, Mas?” “Enggak papa sebenernya.” “Terus?” “Aku seneng kamu sidang, cuma aku kaget perubahanmu drastis banget. Dari yang tadinya mau lulus semester delapan, jadi tujuh, ini enam awal malah udah selesai.” Oh, ya ampun! Tidak Mama, tidak Mas Davka, dua-duanya sama saja. Aku rajin bukannya dipuji, malah dicurigai.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN