27. Dasar Desya!

1941 Kata

“Kamu yakin, mau saya masakin tiap hari?” Aku tiba-tiba terdiam, menyadari kalimatku yang ambigu. Sebenarnya ini kalimat refleks sebagai bentuk respon karena makanan yang sedang kumakan rasanya sangat enak. Namun, karena ini kulontarkan pada laki-laki yang kusukai dan mungkin juga menyukaiku, rasanya jadi sangat ambigu. “Hm ... maksud saya, siapa yang enggak mau dimasakin enak tiap hari? Mas Dhika mikirin apa? Jangan-jangan—“ “Jangan-jangan apa?” “Mas Dhika bayangin kita menikah, lalu saya dimasakin tiap hari, deh— aduh! Kenapa dahi saya disentil?” “Daripada bicaramu ngelantur, lebih baik kamu kasih pendapat jujur tentang masakan saya.” Aku mengusap-usap dahiku yang terasa agak panas. “Kurang jujur apa, barusan? Logikanya, kalau sampai mau dimasakin tiap hari, itu artinya enak banget

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN