Raka berjalan ke kantornya dengan langkah gontai, namun sebelum ia berjalan menuju kantor barunya ia di panggil oleh Agung agar mampir ke ruangannya.
Raka mengetuk pintu dengan sopan.
Di sana di depan matanya ada wajah orang- orang yang tak asing di penglihatannya.
"Nah Raka perkenalkan anggota baru dan rekan kamu yang baru" Agung terlihat sangat ramah padanya.
Wajah Raka tak menampilkan ekpresi yang berarti.
Padahal kedua temannya yaitu Leon dan Wisnu , berharap pria itu memeluk mereka atau setidaknya menyapa mereka.
Ekpresi Lisa tak kalah datar, Lisa tau pria itu sedang mengkode mereka agar terlihat mereka belum saling kenal.
"Halo saya Lisa, semoga kita dapat menjadi partner yang kompak" ucap Lisa yang di ikuti oleh kedua rekannya yang lain.
"Baik" balas Raka.
Dalam hati mereka, mereka ingin tertawa karena hal itu.
"Silahkan kembali ke ruangan kalian" perintah Agung.
"Raka jangan lupa ya" lanjut Agung.
Mereka berempat keluar dari ruangan Agung dan berjalan menuju ruangan devisi kejahatan berat.
Lisa menutup tirai ruangan.
"Lu curiga sama pak Agung ?" tanya Lisa to the point.
"Lebih dari curiga kak, gue tau dia salah satu komplotan Ridwan" jawab Raka.
Raka menjelaskan kronologi, dan beberapa file yang mengarah ke keterkaitan Agung dengan Ridwan.
"Tapi kayanya orang yang di balik ini semua punya power yang kuat deh kak" ucap Raka.
"Kalo itu pasti, kalau enggak gak mungkin semua bisa jadi berantakan kaya gini. Gue rasa dia selangkah lebih maju dari kita" ujar Lisa.
"Eh ngomong- ngomong komandan kemana ?" tanya Raka, ia tak melihat Anwar berada di manapun.
"Komandan ada misi lain, dia nyelidiki semuanya dari dalam" ucap Lisa menjelaskan.
Pak Bagas punya misi sendiri untuk Anwar.
"Kak lu punya orang yang mau lu masukin gak di devisi kita ?" tanya Leon.
"Kenapa emang ?" Raka bertanya balik pada Leon, dia memang ada beberapa kandidat yang akan dia rekomendasikan sebenarnya.
"Kita butuh ahli komputer semacam hacker lah" kini Wisnu yang menjawab pertanyaan Raka.
"Nah pas banget gue ada 2 orang yang jago komputer, dan mereka satu tujuan dengan kita" ungkap Raka.
"Tapi lo semua jangan sampe kaget ya, kita ketemu saat makan siang nanti" Raka tersenyum misterius.
Lisa menyetujui rencana Raka.
"Eh btw sepatu lu baru ya kak ?" Raka salfok dengan sepatu kets milik Lisa.
Sepatu itu masih terlihat bersih, merk Nuke dengan harga selangit.
Tumben kaptennya itu membeli barang mahal seperti itu.
"Oh iya dong, di beliin sama berondong sultan gue" jawab Lisa sambil melihat ke arah Wisnu.
"Kalo gue di beliin si berondong gue ini" Leon memamerkan jam baru mewahnya, ia mengerling ke arah Wisnu.
Wisnu yang di kode membuang mukanya ke arah dinding.
Raka kini melihat Wisnu.
"Adik Wisnu, abang juga mau" ucap Raka dengan nada manja.
Wisnu bergidik geli karenanya.
.
.
.
Mereka berempat makan di restaurant cepat saji.
Mereka memilih burger agar lebih efision dan menghemat waktu.
"Jadi dimana mereka ?" tanya Leon ingin tau orang rekomendasi Raka.
"Yang satu mager yang satu gak bisa di hubungi nih. Kemana ni orang" Raka mencoba melihat ke kanan dan kiri.
Biasanya anggota devisi IT sering makan di restaurant ini juga.
Ada satu orang yang dia tau adalah anggota devisi IT, raka menghampiri orang itu.
"Halo permisi maaf mengganggu, Yuda sekarang lagi di mana ya ?" tanya Raka sopan.
Orang yang di tanya Raka merasa tak suka jika jam istirahatnya di ganggu.
Ya anggota IT biasanya galak dan tak ramah, mungkin karena mereka merasa lebih pintar dari lainnya.
"Gak ada gak masuk dia" jawab orang itu.
"Kenapa ? dia sakit ?" tanya Raka penasaran.
"Duh gak tau deh, tapi berkat dia kerjaan saya jadi rambah dua kali lipat".
"Kalau ketemu bilangin terimakasih dari saya" ucap orang itu dengan nada cepat.
Dia yang bicara, Raka yang menjadi ngosngosan.
Bicaranya kaya rapper cepat banget, eminem mah lewat.
"Yaudah deh thanks, nanti biar aku ke rumah dia aja mungkin orangnya lagi sakit" ucap Raka lalu segera pergi dari ruangan IT.
Raka segera berjalan ke ruangannya disana sudah ada anggota tim perak yang lain.
Ia masing asing menyebut tim merak menjadi tim perak, walau hanya ganti satu huruf saja rasanya sangat aneh.
"Dulu pas masih tugas di sini kayanya banyak ya kejatan kok pas udah pindah kesini malah adem ayem aja ya" ucap Lisa sambil duduk di kursi kerjanya.
Ia sangat gila bekerja memang.
"Iya kak emang disini adem ayem banget dari kemarin, mungkin orang- orang udah pada tobat" jelas Raka.
Hampir seminggu ini kota Hogga adem ayem, kasus kriminalitas menurun banyak.
Tiba- tiba telepon berdering.
Ada laporan bahwa terjadi perampokan bersenjata api di toko emas S*mar, di jalan Hogga - Ollo.
Tim perak dan beberapa polisi yang lain lantas langsung bergerak menuju lokasi kejadian.
.
.
.
Jalan menuju lokasi perampokan terkenal padat akan pengendara.
Dan tambah dengan terjadinya kejadian ini menjadi macet yang sangat panjang.
Oleh karena itu lalu lintas segera di alihkan ke jalan utama yang lain.
Toko itu begitu terbuka, disana karyawan berjejer rapi dan ada 5 orang bersenjata api menyandera karyawan toko emas itu.
Sudah banyak polisi yang bernegosiasi dari jarak jauh disana, namun perampok menginginkan bahwa jalanan harus kosong dan ia ingin semua orang Hogga harus berada di rumah.
Itu adalah permintaan konyol khas penjahat kelas teri, bagaimana mungkin polisi mengontrol begitu banyak warga kota disini ?
Lisa yang berada di sana tersenyum meremehkan.
Ia berbicara dengan salah satu polisi yang disana.
"Pak saya Lisa dari devisi kejahatan berat, tolong himbau warga agar masuk ke dalam rumah sekarang juga"
"Dan tolong untuk polisi agar menarik mundur pasukan disini"
Lisa menunjuk banyak warga yang menonton kejadian perampokan ini, bukannya takut semua warga malah terlihat menikmati kejadian itu.
Di pikir itu adalah syuting film ?
Atau mereka pikir bisa kebagian satu cincin emas ?
Dasar orang- orang tak kenal takut.
"Baik bu akan saya laksanakan" ucap polisi itu, lalu segera menginfokan ke seluruh pasukan.
Lisa berbicara pada Leon yang telah berada di salah satu rumah warga, dia berada di lantai 2 sebuah rumah.
Ia terus mengamati dan bersiap untuk menembak jika telah diberi perintah oleh Lisa.
"Leo, fokus ke orang paling gendut. Dia bawa pistol asli, kalo yang lain gue pastiin palsu" ucap Lisa yang bisa di dengar oleh tim perak.
Sedangkan Raka kini telah berada di ternit toko emas itu, tak salah jika dia diberi nama lain ninja dulu oleh pasukan khusus.
Dia melempar sebuah penyadap kecil dan jatuh tepat mengenai kaki karyawan yang disekap.
Lisa dan Wisnu berusaha berkomunikasi kepada ketua perampok.
"Kami akan mengabulkan permintaan kalian, tapi tolong lepaskan satu karyawan" ucapnya lantang.
Namun bukannya mengiyakan, penjahat itu malah mengejek dengan menembakan pistol ke udara.
Raka yang berada di dalam ternit sedikit kaget.
'Anjir untung gak kena' batinnya.
Lisa sedikit khawatir dengan Raka yang berada di atas sana, apa lagi ternyata penjahat itu semakin merasa di atas angin.
"Bos jangan tembak- tembak itu peluru tadi cuma tinggal 3 biji" bisik salah satu komplotan.
"Iya bos sekarang cuma tinggal sebiji doang" komplotan yang lain agak takut karena mereka belum berhasil membawa satupun emas keluar dari sana.
"Tenang aja mereka udah pasti takut, kan kalian juga bawa pistol" balas bos penjahat.
"Ya kan pistol mainan bos" ucap salah satu penjahat itu lagi.
"Wes diem aja, kalian pasti keluar keluar dari sini langsung kaya" ucap bos penjahat.
"Tuhkan polisinya udah pada pergi, jalan juga udah sepi" bos penjahat itu senang polisi menuruti apa kata mereka.
Para penjahat itu telah menyiapkan truck, dan akan membawa masing- masing sandera.
Mereka akan di jemput oleh kawanan mereka yang telah berada dititik tempat di kota hogga.
"Kalian udah dengar kan ? Leon begitu si gendut keluar lu langsung tembak, Raka lu siap- siap gue dan Wisnu juga bakal bergerak" perintah Lisa.
Lisa menghubungi polisi yang masih berada di tempat dan ada yang beberapa bersembunyi di sekitar toko.
"Begitu ada suara tembakan kalian langsung menyergap" perintah Lisa.
Semua pasukan mengucapkan siap pada Lisa.
Begitu semua tenang.
Ketua penjahat itu keluar, badannya memang lebih tambun dari pada kawannya yang lain.
Ia menyeret satu karyawan perempuan.
Begitu target telah dikunci oleh Leon, Leon segera menembak pas di pergelangan tangan penjahat itu.
"Awaaa b******n" teriaknya kesakitan, karyawan itu langsung terlempar karena di dorong oleh penjahat itu.
Dari atas Raka menjebol langit- langit itu dan turun mendarat di salah satu pejahat.
Ia menghajar dua penjahat sekaligus.
Lisa dan Wisnu berlari lalu langsung melompati etalasi, mereka menghajar satu pesatu penjahat.
Tak lupa lisa langsung menendang pistol itu pas di bawah kaki polisi yang baru keluar dari tempat persembunyian.
Semua petugas langsung mengamankan para sandera dan para penjahat itu setelah tentunya berhasil di beri tinju cinta oleh tim perak.
Dan begitulah proses penyelamatan sandera oleh tim perak beserta semua petugas polisi.
Guys ! baca novelku yang lain ya.
1. Menantang Citra.
2. Gaun untuk Jessica.
3. Truth ( Kode 1154 )
4. Sagitarius Girl.
5. Roro mendut dan pranacitra.
6.Gelya dan Nico.