Sebuah pesawat pribadi telah menunggu di bandara. Excel berjalan bersama Elena. Erick dan Sintia. Mereka menaiki tangga burung besi itu dengan perlahan. Pria arogan bersikeras berjalan sendiri tanpa bantuan kursi roda, ia lebih senang dipapah oleh Elena wanita yang telah memporak poranda hatinya dari sejak mereka bertemu hanya saja Excel menepis semua rasa yang ada dan mengartikan sebagai sebuah dendam untuk bersama. “Excel, apa kamu baik-baik saja?” Elena memperhatikan wajah Excel yang terlihat meringis. “Kamu harus membuka bajuku. Ini membuat gesekan pada luka.” Excel menatap Elena. “Baiklah.” Elena membuka kancing kemeja Excel dengan perlahan. “Mereka akan menikmati tubuh kamu.” Elena tersenyum. “Kenapa kamu tersenyum?” Excel menaikan alisnya. “Ah, tidak apa.” El
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari