RESTUNYA SEBUAH HUBUNGAN

1008 Kata
Akhirnya mereka berdua sepakat dulu untuk mengunjungi keluarga Bulan. Sesampainya disana hari sudah selesai sholat maghrib. Mereka sholat Maghrib dulu di jalan sebelum sampai di rumah Bulan. "Assalamualaikum, Pak, Bu," kataku sambil mencium punggung tangan mereka berdua. "Waaiakumsalam, mari nak duduk disini," kata bapaknya Bulan. "Nak siapa kalo boleh tau?" tanya bapak. "Saya Bayu pak, asal Bekasi, tadi jemput Bulan dulu ke kostnya baru kesini. Apa kabar pak? Semoga baik-baik saja,' kataku ramah. "Alhamdulillah nak Bayu, kebetulan bapak lagi masuk angina abis pulang dari luar kota tadi pagi," kata bapak. "Darimana pak luar kotanya?" tanyaku. "Jogja nak," kata bapak. "Bisnis apa pak disana?" tanyaku. "Baju dan celana, nak, ya apa ajah yang bisa dijual di bandung sini. Kadang saya juga bawa barang dari bandung dijuala ke Jogja dan sekitarnya. Ke solo, Magelang, semarang, ya asal ada untungnya sedikit juga gak papa asal muter terus," jelas bapak sambil menggunakan minyak kayu putih. "Ya pak, semoga bapak sehat selalu ya pak," kataku. "Yank, kamu mau minum apa? Kopi ya?Hitam?" tanya Bulan. "Ya boleh sayang," kataku. "Nak Bayu udah berapa lama kenal sama Bulan?" tanya Ibu. "Baru sebulan ini bu," kataku. "Oh kok udah sayang-sayangan?hayoo dah pacaran ya?" tanya Ibu sambil meledek dan menggoda Bulan. "Ih ibu ini gimana sih?kan lebih baik sayang daripada benci," kata Bulan. "Ya saling kenal dulu ya nak Bayu, saling menjajaki dan kenal lebih dalam lagi biar saling menerima dan saling pengertian, bukan begitu pak?" tanya Ibu ke bapak. "Ya memang harus begitu, jangan terburu-buru untuk menikah, paling juga minimal 4-6 bulan baru nak Bayu lamar Bulan ke sini,"kata Ibu. "Begini bu, saya ini seorang duda, anak saya dua, dan mungkin saya sama ibu gak beda jauh usia nya, jadi saya senang dengan Bulan karena dia selalu berikir dewasa dan bisa mengikuti jalan pikiran saya," kataku. "Saya berniat serius dengan Bulan, oleh karena itu kalo dengan jangka waktu 4 sampai 6 bulan itu menurut saya itu lama, palingan 2 sampai 3 bulan saja saya akan menikahi Bulan, itupun kalo bapak dan ibu setuju dengan hubungan kami," kataku kembali. "Saya kebetulan masih mempunyai dana untuk menikah dengan Bulan asal ya sewajarnya saja untuk acara pernikahannya," kataku lagi. "Begini nak Bayu, saya dan Ibu belum bisa memberikan jawaban, karena saya juga belum menguji nak Bayu mengenai kesetiaan dan keseriusan nak Bayu kepada Bulan. Apalagi Bulan ini anak perempuan pertama dan satu-satunya jadi kami akan berembuk dulu dengan keluarga. Tapi untuk sementara ini kami masih merestui hubungan kalian, asal kalian jaga jangan sampai kecolongan ya," kata bapak. "Kecolongan gimana pak maksudnya?" tanyaku bingung. "Hamil duluan maksudnya. Dan saya ingin nak Bayu bisa membimbing Bulan dalam hal agama dan bisa menjadikan dia istri yang solehah nak," kata bapak. "Insya Allah pak, saya akan menjaga amanah yang bapak berikan kepada saya. Insya Allah saya akan menjaga anak bapak dengan baik," kataku. "Terima kasih pa katas restu kepada kami," kataku sambil mencium tangan mereka berdua. Kebetulan Bulan sedang ada di kamarnya dan berbicara dengan adeknya, Nunu, yang juga sedang mempersiapkan minuman dan kue di dapur. Setelah itu Bulan dan Nunu datang membawa kue dan minuman dari dapur. "Mari mas Bayu, diminum, ini kopi buatan teteh Bulan," kata Nunu. "Makasih Nu, wah enak gak ya kopi nya?" tanyaku sambil melirik Bulan yang senyam-senyum saja. "Kalo gak enak ya liat wajahku ajah mas, pasti langsung nikmat, hahahahaha," katanya sambil tertawa. "Bulan, kami sebagai orangtua hanya bisa mendukung anak-anaknya menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua. Dan mengenai hubungan kamu dengan Bayu sebaiknya dimatangkan dulu, dan kalian saling kenal luar dalam, jadi bapak ingin kalian menjaga martabat keluarga ini dan saling menjaga juga satu sama lain. Bapak dan Ibu percaya kalian bisa menjaga amanah kami dengan baik," kata bapak sambil terharu. "Insya Allah pak, kami berdua memang ingin sekali berumahtangga dan kami akan menjaga amanah bapak dan ibu dengan sebaik-baiknya," kata Bulan. "Oh iya nak Bayu kerja apa?" tanya Ibu. "Saya baru mau berkebun dan bertani pak di Bekasi, ada tanah kawan disana sekitar 2000 meter persegi akan saya pakaia untuk bertani cabai dan sayur-sayuran. Mungkin minggu depan ini baru akan kami persiapkan disana sesuai dengan modal yang saya punya dan sanggupi. Disana juga saya akan tinggal dan mengurus laham kebun disana sendiri," kataku kepada mereka. "Oh bagus donk, memang sekarang harus mulai bercocok tanam lagi, karena hanya itu yang harus diperluas. Sekarang apa-apa impor dari luar negeri," kata bapak. "Ya kalo kami sudah menikah Bulan akan saya ajak tinggal disana pak, bu, disana masih kayak kampung suasananya, masih banyak sawah dan kebun," kataku. "Jadi Nak Bayu dah bener-bener serius?" kata Ibu. "Oh iya saya mau bertanya kapada nak Bayu. Orangtua nak Bayu dimana sekarang?" tanya bapak. "Bapak saya sudah meninggal 3 tahun lalu pak,dan ibu saya sekarang berada di rumah adek saya di bogor dan beliau sekarang sedang sakit stroke," kataku. "Oh begitu nak, ya udah gak papa kalo nak Bayu nanti serius ke Bulan, silahkan bawa keluarga lain untuk berkenalan dengan kami disini," kata bapak. Bulan terlihat bingung dan mesem-mesem saja melihat pembicaran Bayu dan orangtuanya seperti tidak ada masalah apa-apa dan direstui oleh kedua orangtuanya. 'Pakai pelet apa nih Bayu, kok dia seperti direstui oleh bapak dan Ibu' batin Bulan. Setelah beberapa lama kemudian, Bulan mengajak Bayu pulang kembali ke kostnya dan berpamitan dengan bapak dan ibu juga Nunu. Di dalam mobil Bulan langsung menanyakan ke Bayu, "Mas…kamu pakai pelet apa sih? kok bapak dan Ibu bisa langsung restui hubungan kita sih. Aku sampai sekarang masih gak percaya sama kejadian tadi. Hebat kamu yank, kamu satu-satunya orang yang sampai saat ini berhasil menundukkan bapak dengan sekali datang. Aku jadi makin cinta aja sama kamu," kata Bulan bersemangat. "Gak pake pelet kok yank, ih itu kan gak boleh sama agama tau," kata Bayu. "Jadi kita sudah aman ya, bisa menikah secepatnya," kata Bayu lagi. "Yes..Yes..Yes…Alhamdulillah ya Allah akhirnya Engkau mengabulkan permohonan doaku," kata Bulan. "Emang kamu doa apa?" tanyaku. "Aku berdoa semoga kita menjadi pasangan suami istri secepatnya," katanya lagi. "Makasih ya sayang, love you so much honey…," kata Bulan lagi sambil mencium pipi nya Bayu. Akhirnya mereka mengarah ke kontrakan barunya kembali

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN