Rose masih berada di apartemen pria asing yang semalam telah menyetubuhinya dengan sangat lembut sampai Rose merasakan itu adalah sentuhan paling dia nikmati. Pria itu baru saja pulang bekerja sedangkan Rose masih di dalam apartemen yang baru saja makan malam beberapa jam lalu kemudian menghabiskan waktunya di depan televisi. Aksa, pagi tadi sudah memberinya peringatan bahwa dia boleh tinggal di sini selama yang dia inginkan.
Tidak buruk pikir Rose.
Sebab berada didekapan Jason itu jauh lebih mengerikan. Dia memang menikmati setiap sentuhan dari Aksa. Tapi dia juga tidak mengenal pria ini dengan baik. “Kau sudah mandi?”
Rose menoleh ke arah pria yang sedang mengeringkan rambutnya dengan bentuk tubuh yang sangat indah seperti roti kasur sobek yang teramat sangat menggoda. Kali ini benar-benar membuat Rose ternganga dengan tato yang ada di dadanya terlihat jelas bahwa itu adalah gambar ibu dan anak laki-laki yang sedang digendong.
Aksa mendekati Rose kemudian tersenyum. “Kau akan segera bercerai dengan, Jason? Berapa lama lagi?”
“Aku tidak tahu berapa lama dia akan menyiksaku seperti ini,”
“Aku akan membantumu mempercepatnya,” ucap Aksa dengan wajah yang begitu tampan saat tersenyum.
Rose menoleh. “Ada caranya?”
“Kau harus menjadi milikku,”
“Hah?”
“Bukan untuk jadi istri paksaan seperti, Jason. Tapi menjadi milikku, selamanya!”
Rose mana mungkin percaya pada pria yang baru saja dikenalnya belum genap dua puluh empat jam mereka berkenalan. “Kenapa raut wajahmu begitu menyeramkan?”
“Aku tidak suka seorang istri dijadikan b***k s*x oleh suaminya sendiri. maka aku akan membebaskan dirimu dari cengkraman pria b***t itu dengan menjadi milikku,”
“Apa kuasamu melawan, Jason?”
Aksa menarik tangan kanan Rose dan menatap wajah wanita itu. “Percaya padaku, asal kau bisa melayaniku untuk sementara waktu. Sampai kau benar-benar bercerai, aku akan menikahimu. Bukan sebagai jalang, tapi sebagai istriku. Mungkin kita bisa berkeluarga, memiliki anak. Kau tidak punya orang tua, bukan?”
Rose menatap pria itu lekat. “Kau tahu dari mana?”
“Kau tidak perlu berbohong. Aku bisa mengetahuinya dengan singkat bahwa kau dijual oleh ibu tirimu pada Jason yang hanya menandatangani surat pernikahan selama satu tahun. Kau menjadi istri bayaran di keluarga besar Jason? Bahkan kau rela menjadi b***k s*x dia bukan? Maka aku akan mengeluarkanmu dari dunia menyeramkan itu, asal kau sanggup denganku,”
Rose tidak percaya. Dia baru mengenal pria ini. “Mana mungkin aku percaya denganmu?”
“Kau harus percaya denganku, aku tahu segalanya tentangmu, Rose!” dingin ucapan itu menembus uluh hatinya Rose yang masih termangu di hadapan pria tersebut. “Karena aku adalah musuh terbesar, Jason. Maka kau harus tetap berada di dekatku. Kau tahu, dengan cara kau seperti ini. Aku akan melindungimu, dia tidak akan pernah berani menyentuhmu lagi. Dia takut padaku,”
“Apa jaminanku percaya padamu?”
“Lakukan sesuatu yang bisa kau lakukan untuk membunuhku jika aku berbohong,” ucap Aksa dengan tatapannya yang sangat tajam.
Pria ini memang baru dikenalnya kemarin. Pria ini juga yang sudah menyentuhnya. “Lalu apa yang aku lakukan untuk membuatmu melindungiku?”
“Kau hanya perlu menjadi pemuasku sementara. Lalu kita akan menikah begitu kau bercerai dengan, Jason. Aku pastikan hanya satu bulan aku bisa menyelesaikan semuanya,”
“Apa kau sedang bercanda?”
“Bunuh aku ketika aku tidur dan hartaku menjadi milikmu jika aku berbohong, apa itu tidak cukup mengejutkan?” tanya Aksa dengan wajah yang meyakinkan.
Rose terbuai bahkan saat semalam entah dia tidak bisa menghitung berapa kali Aksa sudah menyetubuhinya. Rose menyukainya, sedikitpun tidak ada sikap kasar dari pria itu. Yang ada hanyalah kelembutan dan juga setiap inci tubuhya dicium sampai Rose terbuai dan menikmati semuanya. “Untuk malam ini juga?”
“Tentu, bahkan aku menginginkanmu sekarang,” bisik Aksa dengan tatapannya.
Rose bukan w************n, tapi pria ini akan membantunya lepas dari Jason sebentar lagi. “Aku harus melayanimu saja, bukan?”
“Tentu saja.... tapi saat kau berhubungan dengannya. Apakah dia selalu menggunakan pengaman atau justru menanam benih di dalam?”
“Jason selalu kurang ajar terhadapku. Bahkan aku pernah menelan spermanya,”
“Semenjijikkan itu?” tanya Aksa dengan tangannya yang menurun ke perutnya Rose. “Aku menginginkanmu, di tempat ini. Sekarang juga,” Aksa berkata dengan lembut. “Aku tidak mengenakan pengaman, tapi akan melakukannya diluar,”
“Kau boleh melakukannya di dalam. Aku sudah suntik mencegah kehamilan saat bersama dengan Jason beberapa hari lalu,”
Pria itu tersenyum ramah. “Setelah ini aku tidak akan membiarkanmu suntik seperti itu, Rose. Kau akan memiliki anak denganku. Hidup denganku, asal kau menuruti semua perkataaanku. Aku bukan pria baik, tapi bertanggung jawab. Itu yang perlu kau camkan di dalam pikiranmu!”
“Jika terjadi apa-apa kau akan bertanggung jawab?”
“Aku tidak pernah lari dari tanggung jawab. Asal kau tidak mengkhianatiku, kau tenang saja setiap kali berhubungan diluar sana aku menggunakan pengaman. Tapi denganmu, aku menikmatinya tanpa adanya pengaman seperti semalam, kau tau? Aku merasakanmu sangat sempit dan itu nikmat sekali,”
Rose membuka kaosnya dan menampakkan bra hitam yang sedang dia gunakan. Rambut Aksa masih basah dan meneteska air ke perutnya Rose saat mereka dalam posisi yang sangat dekat. “Aku tidak pernah mendapatkan kelembutan dari, Jason,”
“Maka aku akan memberikanmu pengalaman s*x yang tidak akan pernah kau lupakan,” pria itu mulai menurunkan celananya Rose dan juga celana dalamnya Rose saat dia sudah berbaring di sofa.
Ia mengelus paha wanita itu lalu menciumi paha Rose dengan lembut sebelum naik ke atas. Tangannya mengelus dari area s**********n lalu naik ke d**a yang kemudian membuka kaitan bra lalu melahap isinya.
Aksa berhenti di dadanya Rose lalu mencium bibirnya Rose dengan romantis kemudian semakin dalam memperdalam ciumannya. Tatapannya berhenti lalu tersenyum dan mencium bibir Rose lagi. “Kau tau, kau begitu indah dan juga cantik. Aku menikmati setiap tubuhmu dengan bahagia,”
Rose mengalungkan tangannya di leher Aksa. “Aku ingin kau melakukannya seperti kemarin. Aku bisa menikmatinya,” Aksa membuka paha Rose saat sudah mengelusnya sedari tadi.
“Rose, bisa kita pindah? Aku ingin benar-benar menikmatimu. Aku tidak bisa membuatmu mengerang di sini, kita ke kamar!” ucap Aksa lalu mengangkat tubuh indahnya Rose. “Aku sudah menegang karenamu, maka sampai kamar aku akan langsung memasukimu dengan nikmat,”
Rose mengangguk yang kemudian menyingkap rambutnya ke atas sebelum diletakkan di atas ranjang.
“Aaaaakkkkhh,” Rose mengerang saat Aksa langsung menjilati daerah kewanitaannya.
Keringatnya Rose sudah sangat banyak karena tidak bisa menahan hasratnya lagi karena sudah terlalu merangsang.
Aksa sudah mengambil aba-aba dengan membuka paha Rose dengan lebar lalu menggesekkan kejantanannya di dimilik Rose. Ia mencium lehernya Rose dan meremas dadanya wanita itu.
“Mpppphhhhh, aaakkkh,” Aksa sudah memasukkan miliknya dengan pelan sambil bergerak. Tangannya Rose memeluk lehernya Aksa saat menikmati sentuhan pria itu.
Aksa tidak berhenti dengan satu posisi saja sampai dia membalikkan tubuhnya Rose dan memasukinya dari belakang. Tapi tetap saja Rose menyukainya karena pria ini sangat lembut.
Aksa berbaring lalu Rose naik ke atas tubuhnya Aksa. “Akhhhh,” dia menikmati gerakannya sendiri saat membelakangi pria itu.
“Aku ingin keluar, Rose. Kau bisa menahannya?” perintahnya pada Rose lalu Aksa memompa dengan sangat cepat sampai Rose menikmati bahwa ini adalah percintaan paling nikmat yang pernah dia rasakan. Entah dia tidak peduli lagi berstatus sebagai istri Jason.
Aksa langsung menarik tubuhnya dan menindihnya yang seketika itu memompa dengan sangat cepat sampai terasa ada yang menyembur di dalam sana sampai Rose tersenyum ketika Aksa sedang menghisap dadanya. “Kau selalu sempit,” ucap Aksa memuji tubuhnya Rose. “Tidak peduli kau akan menjadi janda nanti. Aku akan tetap menikahimu, Rose. Kau akan menjadi istriku, menjadi ibu dari anak-anakku. Aku menikmatimu dan kau harus tetap menurut apa pun yang aku katakan,”
Pria itu masih belum mengeluarkan miliknya dari dalam sana dan malah berbaring tanpa mengeluarkan miliknya. “Aku akan membangunkanmu nanti.”