Chapter 24

1960 Kata

Aldi, Galih, dan Fatir tidak bisa untuk pura-pura tidak terkejut. Bertahun-tahun persahabatan mereka terjalin, malam ini adalah kali pertama seorang Nalendra menanyakan pendapat orang lain mengenai dirinya. Ada apa ini? Apakah ada hubungannya dengan Ajeng? "Kenapa?" "Apanya?" "Kenapa tiba-tiba lu bahas soal beginian?" Ale menatap Galih lurus ke dalam netra berwarna cokelatnya. "Ajeng bilang, teguh pendirian itu bagus, tapi bukan berarti cuek sama kritik yang membangun." Nah, 'kan? Sejak beberapa bulan lalu, alasan Ale menjadi aneh selalu Ajeng. *** "Anjir! Ada gelang EXO di sini!" Pekikan histeris Rita membuat Naura dan Ajeng geleng-geleng. Saat ini mereka berada di pusat perbelanjaan Cibaduyut, Bandung, untuk membeli oleh-oleh. Masing-masing peserta KKL dibekali satu kupon di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN