CH 71. Mengharu.

1155 Kata

Pagi yang penuh semangat di kediaman Hadiwinata, sang papa kesehatannya lebih membaik. Lelaki itu sudah bisa melakukan aktivitas paginya menyiram tanaman di kebun, dengan Nadilla istrinya tampak memotong beberapa batang bunga tua. “Aku ingin membuat beberapa ayunan di samping sini ma, lalu sebuah kandang kelinci.” “Ayunan untuk apa? Dulu kita ganti dengan kolam ikan, karena anak-anak sudah tidak menggunakannya lagi, memelihara kelinci juga untuk apa? Siapa yang akan mengurusinya pa.” “Untuk siapa katamu? Untuk cucu-cucu kita lah.” Nadilla menarik nafasnya sembari tersenyum melihat ekspresi suaminya itu. “Iya mudah-mudahan di segerakan.” Nadilla tidak habis fikir bagaimana Tuhan membolak-balikkan hati manusia, kemarin dia begitu menentang Kennan dan Noora, lalu sekarang dia begitu ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN