Terbawa dalam lamunan yang jauh, Kennan berputar-putar disatu titik yang sulit membuatnya bangkit, mengingat reaki Noora pagi tadi biasa saja. “Kau tidak sakit mendengar itu, Ra?” Suara klakson beberapa kali tidak juga membuat Kennan sadar, hingga sebuah mobil berhenti mendadak dibelakangnya dan nyaris menubruk punggung mobil Kennan seraya mengudaran suara kuat klakson, “Astagaaaa!” Kennan segera berjalan maju. Ia mengusap wajahnya, kenapa masih saja berharap pada hati yang sudah mati-matian dia perjuangankan namun tidak pernah dilihat. Menjalani hubungan dengan gadis lain, mencoba mengganti dia, kenapa begitu sulit, Dirra tidak buruk bahkan dia sangat baik. “Hallo Dir?” “Kenapa sih manggil aku Dir, harusnya Ra...” Sudah berulang-ulang Dirra meminta itu namun bibir Kennan suli