Permainan Andrew

1061 Kata
Sean melihat wajah Alefukka tampak tidak percaya, jika Alefukka sudah berbicara seperti itu pastilah benar ada sesuatu yang mencurigakan pada orang tersebut dan sayangnya orang yang dicurigai oleh Alefukka adalah pemimpin rombongan itu. “Lo yakin nuduh itu orang kayak begitu? Dia sekarang pemimpin rombongan kita alias penuntun kita di tempat tak berpenghuni ini, loh. Gimana caranya menghindarinya?” bisik Sean dengan wajah yang mulai panik, kalau saja dari awal Alefukka sudah berkata seperti itu pastilah Sean tak akan memasuki Andrew menjadi pimpinan rombongan mereka. Alefukka menggeleng pelan, ia tidak punya ide selain mengikuti saja kemana Andrew membawa mereka. “Lebih baik kita pura-pura tidak tahu dari pada tahu dan buat dia curiga, untuk sementara alangkah baiknya kalau kita ikutin dulu  ke mana ia membawa kita baru bertindak,” kata Alefukka dengan ekspresi datar. Pura-pura bodoh adalah jalan terbaik saat ini dari pada membuka kedok orang yang mereka curigai karena percuma saja mereka tak punya bukti untuk memperlihatkan pada Darren dan juga Gilang. Brak! Lagi-lagi suara kencang dari luar mini market kembali menggedor rolling door tersebut, sebenarnya Sean maupun ketiga temannya tak yakin dengan bahwa pintu tersebut cukup kuat untuk menahan keganasan mereka. “Jangan panik, mini market ini paling ampuh menahan guncangan dari mereka, gue juga udah rakit mobil sendiri anti zombie ya walaupun belum sempurna gue sering pakai mobil ini kalau memang butuh keluar dan gue terbantu karena pintu mini market ini bisa tertutup otomatis,” jelas Andrew dengan lancar Sean dan Alefukka bertambah curiga jika ia sudah lihai seperti ini, tidak seperti Darren dan Gilang yang tampak kagum dengan Andrew tanpa rasa curiga. “Kayaknya lo udah lihai banget ya, Drew? Kenapa gak bisa keluar dari dunia game ini?” tanya Sean to the point membuat Andrew terdiam sambil melihat keempat orang baru itu. “Entahlah, gue gak tahu cara keluar dari sini. Gue Cuma lihai menjaga agar diri gue tetap hidup bukan untuk keluar dari sini,” kata Andrew dengan senyuman yang sedikit terlihat sedih. Sean mengangkat kedua alisnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tempat penyimpanan mobil tersebut, ia melihat sebuah mobil dan berbagai s*****a yang berada di dalam mobil itu. “Sepertinya kita harus mempunyai s*****a masing-masing yang di sini untuk memberantas semua zombie ketika kita keluar dari sini,” ujar Sean yang merasa bahwa s*****a di dalam mobil Andrew sangat sangar akan ampuh untuk memberantas para kanibal di luar sana. “Gak boleh, s*****a itu cuma untuk gue karena gue adalah pemimpin di sini,” ucap Andrew dengan tegas membuat mereka berempat bingung. Darren melirik Gilang merasa tak beres dengan apa yang Andrew katakan. Padahal yang harus menyelamatkan diri bukan hanya Andrew tetapi mereka berempat. “Sorry nih ya bukan sok tahu, cuma gue gak setuju kalau cuma lo yang bisa menggunakan s*****a itu. Toh, kita adalah satu tim ingin keluar dari sini bukannya harus bergotong royong menumpas kanibal di luar sana?” tanya Darren dengan wajah keheranan. Alefukka bersyukur akhirnya otak Darren terbuka juga dan tidak setuju dengan tindakan Andrew yang semena-mena. Andrew mendekati Darren dengan tatapan tak senang, Sean jadi takut kalau saja Darren terpancing emosinya dengan tatapan Andrew yang tak menyenangkan itu. “Apa? Kan gue udah bilang kalau gue yang jadi pemimpin kalian harus nurut sama gue dan kalian setuju, sekarang apa mau ngoceh?” tanya Andrew berubah menjadi tak menyenangkan. Suasana menjadi sangat tegang mengingat yang ditantang Andrew adalah Darren orang yang tak akan segan-segan menghantam orang yang menantangnya. “Heh? Dari tadi emang ada yang kasih jawaban setuju? Kita cuma bilang lo yang mimpin karena lo yang tahu seluk beluk dunia game ini kalau misal lo jadi semena-mena kayaknya mending lo sendiri aja jangan gabung sama kita kan lo udah jago,” kata Darren dengan tatapan mengintimidasi. Mendengar kalimat Darren membuat Andrew melemah, ia harus mengalah jika ingin bergabung dengan tim Extramers. “Baiklah, gue minta maaf karena gue egois. Kalian boleh pakai senjatanya, tapi jangan main asal tembak karena peluru kita terbatas, peluru akan muncul dengan sendirinya setiap 20 menit jadi harap dipergunakan baik-baik,” kata Andrew akhirnya melempar s*****a satu-satu ke arah Sean dan ketiga temannya. Darren mengangguk kemudian melihat s*****a itu dengan wajah percaya diri. Dor! Suara letusan s*****a membuat Sean terkejut ia lebih terkejut saat melihat Darren yang menembak Andrew. Sean, Alefukka dan Gilang menatap Darren dengan tatapan horor takut jika salah satu diantara mereka akan ditembak Darren. Darren melihat Sean, Alefukka dan Gilang dengan tatapan bertanya kemudian tertawa lepas. “Lo orang gak usah pura-pura bodoh, gue tahu Andrew akan memperalat kita jadi akan lebih baik gue cobain senjatanya ditubuh dia. Gue gak akan nembak kalian bodoh!” ucap Darren kemudian menaruh senjatanya dikantung celananya. Sean dan ketiga temannya bernapas lega kemudian terduduk lemas. Ia bahkan tak menyangka bahwa Darren bisa segampang itu menembak orang. “Alesan lo nembak adalah karena Andrew akan memperalat kita, lo tahu dari mana kalau dia mau memperalat kita?” tanya Gilang yang sepertinya belum ngeh dengan ucapan Andrew. Darren melihat Gilang sekilas, ia kemudian ikut duduk di atas truk yang dirakit Andrew dan katanya anti zombie. “Dia bilang dia adalah korban bully oleh teman-teman kampusnya, tidak ada satu pun orang yang menemani dia di kampus itu. Terus dia bilang dia terseret sama teman-temannya dan 5 temannya mati cuma dia yang hidup. Coba kira-kira lo pikir apa yang salah dari kalimatnya,” kata Darren sambil mencomot camilan di dekatnya dan menatap Gilang agar sahabatnya itu tahu di mana letak kesalahan kalimatnya. “Ck, lo kayak guru bahasa indonesia aja suruh gue nyari kalimat salahnya di mana,” keluh Gilang yang merasa Darren terlalu terpelajar untuk disituasi seperti ini. “Kadang pelajaran bahasa indonesia terlihat sepele, cuma dikeadaan genting seperti ini lo harus tahu di mana letak kesalahan kalimat orang-orang di sekitar lo mungkin saja itu bisa menyelamatkan lo dari bahaya,” ucap Darren yang terlihat santai dengan keadaan sekitar. Keadaan zombie di luar mini market tidak membuat Darren panik ia malah terlihat sebaliknya seperti keadaan sedang baik-baik saja. “Gue baru ngeh kalau ternyata kemungkinan dia bohong tentang ceritanya itu bener?” tanya Alefukka yang merasa bahwa perasaannya dan otak Darren saling menyambung. “Lebih tepatnya mencari simpatik, dia mungkin saja akan menghabisi kita setelah membuat kita percaya akan karangannya yang indah itu atau bisa saja membuat kita menjadi mangsa berikutnya dan mungkin saja memang game ini bukan Sean yang menciptakan melainkan Andrew," kata Darren menatap Sean tajam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN