Hari ini tidak seperti hari biasanya, mereka tidak beraktivitas apapun karena misi kali ini mereka diharuskan untuk tidur selama seharian. Benar-benar misi yang sangat aneh dan membuat para pemainnya kebingungan dengan game yang diciptakan oleh Andrew ini.
“Tidurlah hari ini kita tak perlu beranjak dari sini,” kata Darren yang melihat Gilang berdiri dari tempatnya.
Gilang melihat Darren kemudian memutar matanya malas, ia tidak tahu bagaimana cara berpikir teman-temannya yang lain mereka disuruh tiduran sampai seharian dan pastilah mereka akan kelaparan.
“Gue laper woe, sumpah deh sih ini mah kita dikerjain cuy. Hadeh pokoknya gue gak mau ya tidur seharian kayak orang latihan mati, mau mati aja harus ada simulasi buset dah,” ucap Gilang seraya berdiri dan keluar dari ruangan tersebut.
“Gilang bener, Ren. Apa lo gak denger kalau intinya itu misi ke 8 kita harus mengisi tenaga untuk misi ke 9 jadi sepertinya kalau gak tidur pun gapapa, kita juga perlu makan gak mungkin tidur terus seharian kan?” ucap Alefukka yang langsung mengikuti Gilang keluar dari ruang tempat beristirahat mereka.
Darren mengangguk setuju, jadi hari ini mereka benar-benar libur dari misi tidak jelas milik Andrew.
“Lo bingung gak sih soal misi-misi ga jelas milik Andrew? Ini misi kayak gak ada tujuannya gitu, gue sebenernya berusaha untuk memahami misi demi misi, namun rasanya sulit dipercaya karena tidak ada satu pun petunjuk dari misi tersebut apa yang harus kita ambil hikmahnya?” ucap Darren sambil menyamakan langkahnya dengan Alefukka.
Alefukka melirik Darren sekilas kemudian mengangguk.
“Gue kira gue doang yang otaknya gak nyambung, ternyata lo juga gak bisa nemuin makna dari misi-misi itu,” kata Alefukka seraya membuka kulkas yang berada di hadapannya dan memilih minuman yang ingin ia cicipi hari ini.
Darren hanya bisa menghela napasnya pelan, sebenarnya ia ingin sekali menyelidiki pusat kontrol game tersebut. Namun, sepertinya mereka belum menemui itu.
“Apa kita harus ke pusat kontrol game ini? Kita harus menyelidiki ini,” ujar Darren seraya mengambil jajanan yang tepat berada di hadapannya. Entah ia harus bersyukur atau tidak karena selama di dunia game ia bisa mengambil apa saja yang ia mau tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Alefukka menghentikan aktivitasnya saat mendengar kalimat “pusat kontrol”.
“Astaga! Gue kenapa gak mikir ini sama sekali ya? Kita seharusnya bisa menemukan pusat kontrol game ini, Andrew pasti menyimpan ini di suatu tempat,” kata Alefukka yang langsung menyeret Darren ke teman-temannya yang lain.
Mereka harus segera mendiskusikan ini semua agar mereka bisa cepat pulang ke dunia nyata.
"Guys, ini ada hal penting yang harus kita selidiki segera. Ini berkat Darren juga yang menyadari kalau di dunia game ini sudah pasti ada pusat kontrol kan? Kita harus segera menemukannya, siapa pun dari kita yang menemukannya harus segera lapor. Gue akan kasih kalian reward di dunia nyata jika kalian bisa memecahkan ini semua,” kata Alefukka yang terlihat ambisius.
Sean dan Fendi saling pandang, mereka belum sampai terpikirkan ke sana karena sibuk mengurusi misi yang tak kelar-kelar belum lagi permasalahan diantara mereka yang tak kunjung selesai.
“Ah kalian benar-benar pemikir yang hebat, ok kapan kita akan menyelidiki ini?” tanya Sean yang langsung bersemangat mendengarkan ide bagus untuk masa depan mereka itu.
“Gue sih terserah aja, tapi sepertinya gak bisa sekarang juga karena kalian tahu kan selama 24 jam kita harus benar-benar beristirahat? Bagaimana kalau saat menjalankan misi ke 9 saja? Kita harus segera keluar dari sini,” kata Alefukka yang merasa bahwa saat ini walaupun mereka sedang berlibur pun tidak akan bisa karena misi ke 8 mereka ini sepenuhnya tidak boleh keluar dari tempat itu dan harus beristirahat.
Mereka mengangguk setuju dengan gagasan yang dikatakan Alefukka. Darren mengambil sebuah kertas dan spidol kemudian memberikannya ditengah-tengah meja yang terletak di pojokan supermarket.
“Nah ini, kita harus punya konsep seperti apa nanti kita menyelidikinya, terus apa yang harus kita lakukan jika salah satu dari kita menemukan pusat kontrol tersebut?” tanya Darren yang masih bersemangat.
Stefan menggulung kembali kertas besar yang diberikan oleh Darren.
“Kita gak bisa bikin konsep apapun di atas kertas karena yang kita lawan adalah sebuah teknologi di mana jika kita melangkah pun ketahuan. Kita harus memahami konsep ini dengan kepala kita masing-masing dan ingat itu terus termasuk rencana apa saja yang akan kita lakukan setelah menemukan pusat kontrol itu,” ucap Stefan yang sedikit paham dengan dunia game tersebut.
Darren yang membenci Stefan pun mendengarkan itu semua dengan baik.
“Baiklah kalau begitu, mari kita diskusikan saja apa yang menjadi pokoknya kemudian ingat," kata Darren seraya menyingkirkan kertas tersebut dan spidol yang tadi ia pegang.
Mereka pun akhirnya berdiskusi tentang apa saja yang akan dilakukan mereka ketika menemui pusat kontrol itu.
“Pertama apa yang kalian bayangkan tentang pusat kontrol?” tanya Sean yang kali ini memimpin pertanyaan untuk dijawab oleh para anggotanya.
Mereka tampak berpikir kemudian Gilang yang paling bersemangat memberikan sebuah jawaban.
“Hum, ruangan yang besar dengan monitor di sekelilingnya kurang lebih seperti ruangan agen mata-mata. Gue rasa seperti itu,” kata Gilang dengan yakin.
“Ok, jawaban dari Gilang gue lock ya, kalau kalian sendiri gimana?” tanya Sean lagi menatap seluruh teman-temannya yang masih sedikit bingung.
Beberapa ada yang menjawab bahwa pusat kontrol game tersebut berada di bawah tanah dan tersembunyi di mana tak ada satu pun orang yang bisa menemukannya. Beberapa lagi ada yang menebak bahwa ada sebuah rumah yang letaknya di rumah pohon dan itulah pusat kontrol tersebut.
“Hm semuanya baik, tapi kita harus tahu bahwa Andrew adalah orang yang seperti apa? Kita harus tahu kesukaan Andrew yang bagaimana? Karena tebakan kalian sepertinya bagus-bagus semua, gimana kalau kita menyelidiki satu persatu?” tanya Sean yang sudah tak sabar ingin menemukan pusat kontrol yang selama ini menyulitkan mereka.
Setelah berdiskusi akhirnya mereka pun kembali beristirahat karena katanya bahwa misi ke 9 adalah sebuah misi yang berat sehingga mereka harus menyiapkan semuanya dengan baik termasuk fisik.
“Kita harus mengingat itu semua, jangan sampai ada yang terlupakan. Dan selalu berhati-hati dengan semua yang ada di dunia game ini, selamat tidur,” ucap Sean yang sebenarnya tak harus diucapkan saat masih pagi seperti ini.
Gilang bahkan tak bisa tidur sepertinya karena terlalu gembira akan keluar dari dunia game tersebut. Rasanya seperti ingin diberi kejutan yang membuatnya mampu bersyukur seribu tahun.