Klara

1035 Kata
“Klara meninggal!” seru Alefukka yang sudah tak bisa menahan segala beban yang ia tanggung sendirian selama ini, sudah cukup lama untuk Alefukka menanggung itu semua demi Sean dan juga Klara—cinta pertama Sean. Mendengar hal tersebut dari mulut Alefukka membuat Sean diam tak bisa berkata apa-apa lagi. Darren dan Gilang yang tak tahu apa-apa hanya terheran-heran dengan bahasan kedua sahabatnya itu. “Mereka kenapa?” tanya Darren pada Gilang yang merasa penasaran dengan konflik antara Alefukka dan Sean yang terbilang tak pernah bertengkar. Gilang mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu dengan apa yang sedang yang sedang terjadi pada mereka. Sean berdiri kemudian menarik kerah baju Alefukka dengan kasar membuat Alefukka otomatis berdiri karena menyembangi tenaga Sean yang sudah penuh dengan amarah. Alefukka tahu bahwa hal ini akan terjadi saat ia mengungkap semuanya. “Lo bilang apa? Klara meninggal?” tanya Sean dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah yang sudah meluap-luap, untuk pertama kalinya Sean bertengkar dengan Alefukka separah ini. Alefukka mengangguk membenarkan ucapan Sean, ia sudah cukup lama menyembunyikan ini semua hanya karena ingat pesan Klara bahwa Sean tidak boleh tahu apa yang terjadi padanya sebelum ia meninggal. “Klara sudah meninggal saat kita masih SMP. Gue awalnya mau bilang sama lo, tapi lo selalu pura-pura gak mau denger atau suruh gue untuk gak sebut nama Klara lagi. Dan sekarang gue punya kesempatan untuk bilangin ini semua,” kata Alefukka dengan wajah yang sudah semprawut. Saat selesai Alefukka memberikan penjelasan itu, Sean langsung menghajar Alefukka habis-habisan membuat Darren dan Gilang turun tangan untuk memisahkan mereka, tak ada perlawanan dari Alefukka karena ia tahu selama ini ia salah karena tidak pernah mempunyai keberanian untuk sekadar berteriak atas nama Klara untuk Sean. Hos..hos! Sean menghirup napas dalam-dalam seolah tidak ada asupan udara di sekitarnya, ia kesal dengan Alefukka yang menyembunyikan itu semua darinya sejak awal. Kalau saja ia tahu mungkin ia tidak sesakit hati ini karena ia tahu bahwa Klara bukan mencintai orang lain tapi mencintai dirinya. “Udah bro! Selesaikan semuanya baik-baik dengan kepala dingin, kita harus kompak jangan ada pertengkaran,” ucap Darren yang berusaha menahan Sean agar tak menghajar Alefukka lagi. Aleffuka mengusap ujung bibirnya yang penuh dengan darah segar sambil berusaha berdiri dibantu oleh Gilang, Gilang maupun Darren benar-benar tak tahu apa yang terjadi pada dua orang itu. Mereka hanya berusaha untuk melerai tanpa membela pihak mana pun agar semuanya netral dan tak berat sebelah. “Lo seharusnya jagain Klara! Gue udah titipin dia sama lo, tapi hasilnya apa? Lo gak becus!” teriak Sean yang amarahnya sudah meluap-luap ia bahkan tak tahu mengapa dirinya seberingas itu saat ini, yang ia tahu adalah ia tak pernah bisa mendengar nama Klara dalam kesengsaraan. “Gue gak sepenuhnya salah, Klara yang pesan sama gue walaupun dia udah meninggal dia gak mau lo tau dan membiarkan lo mengingat bahwa memang dia memilih orang lain dari pada lo, gue menghargai keinginan dia tapi dilain sisi gue juga mikir kalau lo harus tahu pada akhirnya,” ucap Alefukka dengan hati yang benar-benar sangat sedih, ia bahkan tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan itu dengan baik karena selalu mendapatkan penolakan dari Sean. Mendengar itu membuat Sean terduduk lemas, setelah sekian tahun berlalu ia baru saja tahu jika Klara yang ia cintai sejak masih bocah sudah meninggal. Selama ini yang Sean tahu hanyalah Klara yang mencintai Alefukka dan memilih untuk pindah sekolah dan berjauhan dengan dirinya. Rasa sesaknya bahkan masih sangat terasa sampai sekarang, Sean tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menangisi kepergian Klara dan merasa bersalah karena ia adalah orang terakhir yang tahu tentang kematian Klara. “Klara itu siapa sih?” tanya Gilang yang merasa penasaran dengan bahasan mereka yang tak ia pahami sedari tadi. Darren memukul pelan bahu Gilang agar tak menanyakan sesuatu yang membuat mereka berdua bersedih. Sean menangis histeris mengingat bodohnya ia percaya bahwa Klara memang pindah sekolah karena ingin menjauhinya dan ingin berhubungan dengan Alefukka di tempat yang sama. Rasanya semakin membuat Sean merasa menyesali masa lalu, bahkan ia berharap untuk kembali ke masa lalu melihat Klara dan melihat kebenaran dari mulut Klara sendiri bahwa ia tidak mencintai Alex melainkan dirinya. “Sepertinya gue tahu masalah mereka, jangan bilang ini soal percintaan,” bisik Gilang yang masih merasa penasaran dengan masalah Sean dan Alefukka yang terbilang tak pernah bertengkar, namun sekalinya mereka bertengkar karena 1 wanita di masa lalu mereka. “Ya, gue juga nangkepnya begitu. Semoga saja mereka lekas berbaikan karena keadaan kita membutuhkan bantuan mereka,” kata Darren sambil menonton drama diantara Sean dan Alefukka yang tampak seru disaat mereka jenuh. Alefukka menghampiri Sean untuk membujuk Sean agar tak berlarut dalam kesedihan, ia harus membuat Sean kembali seperti semula agar mereka bisa melanjutkan misi tersebut. “An, udah yuk kita harus lakuin misi atau paling tidak mikirin nasib kita dulu. Soal Klara nanti kira urus saat udah keluar dari sini,” ucap Alefukka yang sama merasa sedih seperti Sean ketika mereka harus merelakan sahabat kecil mereka. Sean mengangguk pelan, kemudian memeluk Alefukka ia menyesal karena sudah membuat Alefukka lebam dan berdarah karena ulahnya. “Sorry, gue bener-bener emosi soal ini. Lo tahu kan selama ini gue coba move on dari Klara dan melampiaskannya ke game? Kalau gue tahu mungkin gue gak akan jadi gamer sampai sekarang,” kata Sean mengakui. Darren dan Gilang saling pandang seolah tahu bahwa itu adalah menyangkut asal usul Sean menjadi seorang gamer dan se-pro itu. “Kayaknya cinta bisa buat orang jadi lebih pintar atau lebih bodoh ya, semoga aja gue gak kenal yang namanya cinta,” kata Darren yang merasa ngeri dengan perubahan orang karena jatuh cinta. Gilang menoyor kepala Darren saat mendengar Darren tak ingin mengenal yang namanya cinta. “Heh! Lo mau jadi bujang lapuk? Gila aja ga kenal cinta tuh bagaikan mayat hidup, gak asik gak bisa rasain yang namanya suka dukanya diselingkuhin dan lain-lain,” kata Gilang dengan sok bijaksana. Darren menatap Gilang dengan tatapan datar seolah kesal dengan perkataan Gilang. “Iyain aja deh yang pernah diselingkuhin. Udah pro nih ceritanya sama percintaan,” celetuk Darren kemudian tertawa. Satu-satunya yang sudah pernah diselingkuhi hanyalah Gilang di genk extramers. Sepertinya Gilang menikmati diselingkuhi karena kalau kata Gilang itu adalah sebuah pelangi dalam hubungannya membuat yang mendengarnya sudah pasti kebingungan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN