Part 20. Rencana Kunjungan

1854 Kata

Bagi Karin, menjalani rutinitas--pagi pergi ke kantor, pulang sore, atau kadang malam—sudah biasa. Banyaknya permintaan furniture dari negara Amerika, mau pun Eropa—membuat perusahaan tempatnya mengais rejeki, semakin sibuk. Posisinya sebagai seorang sekertaris, memaksanya sering kali mewakili sang atasan ke tempat meeting, atau sesekali mengunjungi pabrik yang berada di kota Semarang. Di tambah usaha lain sang atasan, yang membuatnya semakin sibuk—sekali pun ia sudah dibantu seorang sekertaris baru. Hal yang Karin syukuri, karena ia akan selalu punya alasan untuk tidak pulang ke rumah orang tuanya. Sungguh, Karin sudah bosan dengan sang Mama yang terus saja mempertanyakan hubungannya dengan Vandi. Seperti yang Karin katakan saat kedua keluarga bertemu, dia memang bersedia untuk saling m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN