Karin melangkahkan kaki memasuki rumah orang tuanya dengan senyum lebar. Sebelah tangannya menenteng kantung plastik berisi kue labu kesukaan sang Mama. “Bapak Ibu ada di ruang tengah, Non,” beritahu asisten rumah yang berpapasan dengannya di ruang tamu. Karin menganggukkan kepala, lalu melanjutkan hela langkah kakinya. “Ma … Pa …” Karin menyapa kedua orang tuanya, setelah memasuki ruang tengah. Sepasang suami istri yang terlihat sedang berbincang, sementara layar kaca televisi menyala—menoleh bersamaan ke arahnya. Karin berderap mendekat. Meletakkan tentengannya ke atas meja, lalu memeluk sang Mama. Mencium kedua pipi wanita yang mengernyitkan dahi. Merasa heran dengan tingkah sang putri. Bukan karena tidak biasa. Tapi, karena mereka sedang tidak sependapat, dan sempat bertengkar sebelu