Permintaan Vandi

1903 Kata

Karin masih terdiam, dengan sepasang mata--menatap lekat seseorang yang duduk terpisah meja dengannya. Sementara yang ditatap, hanya mengulas senyum tipis. Karin tidak mengerti apa yang mendasari kalimat yang terakhir Vandi ucapkan. Ada getir, ketika berpikir bahwa ternyata Vandi—mungkin tidak menganggap serius hubungan saling mengenal mereka. Entah mengapa… itu yang pertama terpikir oleh Karin, ketika Vandi justru memintanya mengenalkan orang lain pada orang tuanya. “Kenapa… melihatku seperti itu?” tanya Vandi, yang kini sudah mengernyit—ketika Karin justru terus menatapnya lekat. Ia pikir, setelah apa yang ia katakan, Karin akan merasa senang. Tidak lagi terbebani dengan dirinya yang dijadikan target suami oleh orang tuanya. Ia pikir, mungkin Karin merasa tidak punya jalan untuk mengena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN