Karin merasa hidupnya beberapa waktu belakangan baik-baik saja. Ia tidak merasa kosong, sekalipun sedang tidak memiliki kekasih. Karin tidak lagi memikirkan, ataupun berharap menemukan the one nya dalam waktu dekat. Pekerjaan yang menggunung sudah lebih dulu menyita waktunya. selain itu, dia juga memiliki teman yang dengan senang hati mendengar keluh kesah, atau hanya mengobrol untuk sama-sama melewati waktu kesendirian mereka. Ia juga tidak sama sekali keberatan mendengar cerita-cerita dari teman bicaranya. Hampir tiap malam, keduanya akan meluangkan waktu untuk saling menyapa, kemudian ngobrol tak tentu arah. Namun telepon yang ia terima dari sang Mama beberapa saat lalu membuatnya menghela nafas lelah. Wanita yang sudah melahirkannya itu memintanya pulang. Karin tidak tahu pasti apa y