Singkat cerita, Rombongan kendaraan Cross, masih terus melaju di kawasan gunung Glichmond, kemudian mereka semua memasuki jalur pendakian gunung Glichmond, namun dari jalur itu mereka masih terus melaju hingga kendaraan mereka memasuki kawasan yang lebih sepi dan jarang dilalui oleh banyak orang, mereka masuk ke dalam kawasan hutan yang lebat di sekitar lereng gunung tersebut. Sedangkan tanpa mereka sadari, dibelakang mereka Kevin masih tetap berusaha untuk mengikuti tanpa ketahuan, dia selalu bisa menjaga jarak sehingga keberadaannya tidak disadari oleh rombongan kendaraan Cross.
Setelah beberapa lama kemudian, rombongan kendaraan tersebut sampai di suatu wilayah yang dihalangi oleh pagar besi dengan ketinggian sekitar 2,5 meter, disana bahkan ada papan yang bertuliskan, “Dilarang masuk! Properti Pribadi!” Bahkan disana juga ada pos penjagaan, Sehingga tidak semua orang bisa lewat dan masuk ke dalam kawasan tersebut.
Rombongan mobil yang dipimpin oleh Cross, tiba di pos penjagaan tersebut, lalu setelah petugas penjaga sudah memastikan identitas Cross, maka petugas itu segera mempersilahkan rombongan kendaraan itu untuk masuk dan melanjutkan perjalanannya. Sedangkan Kevin yang tidak mungkin bisa masuk kesana lewat jalur pos penjaga, segera memarkirkan kendaraannya di balik semak-semak, yang tak jauh dari sana.
Kemudian Kevin keluar dan berdiri di dekat mobilnya untuk menunggu kedatangan Oliver. Karena dia tidak ingin bertindak sendirian dan mengacaukan rencana Oliver. Walau bagaimanapun juga saat ini Kevin hanya bertindak sebagai seorang teman yang akan membantu merebut kembali benda berharga milik temannya dari tangan orang-orang berbahaya yang suka bertindak semena-mena. Itulah misi Kevin kali ini.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Oliver datang ke tempat Kevin sedang berada, dengan mengandalkan indra penciumannya Oliver berhasil menemukan keberadaan Kevin yang sedang menunggunya di kedalaman hutan.
“Hey, Kevin.” Oliver menyapa.
“Oh, kau sudah sampai ... Apakah kau terluka?”
“Tidak ... Aku baik-baik saja.”
“Apa yang terjadi pada para Prajurit yang ada di kamar apartemenmu itu?”
“Saat ini Mereka sedang tertidur pulas.”
“Hmm, mereka sudah kuperingatkan untuk jangan macam-macam denganmu. Tapi mereka tetap melakukannya, maka itulah konsekuensinya.”
“Ya, maka disinilah kita sekarang. Aku tak menyangka bahwa aku akan datang kesini lagi setelah sekian lama.” Ucap Oliver.
“Jadi, kau mengenal tempat ini?”
“Hmm, mungkin aku akan sedikit bercerita tentang masa laluku, apakah boleh?” Tanya Oliver.
“Ya, tentu saja.”
“... Dulu, aku keluar dari celah dimensi semenjak umurku masih kecil, lalu aku berubah menjadi wujud manusia supaya bisa berbaur dengan anak-anak lain, namun karena waktu itu aku hanya datang seorang diri, maka aku hidup sebatang kara.”
“Lalu bagaimana caramu bertahan hidup pada waktu itu?”
“Aku bertahan hidup dengan cara mencuri dan memakan ternak ayam milik penduduk desa. Namun akhirnya keberadaanku diketahui dan ditangkap, sehingga selanjutnya aku dibawa ke sebuah panti asuhan ... Disanalah aku diurus dengan baik, dan aku juga belajar tentang banyak hal, bahkan aku juga mendapatkan banyak teman-teman yang baik. Sejak saat itulah aku mulai mengetahui rasanya memiliki orang-orang yang berharga bagi hidupku, sehingga aku selalu berusaha untuk melindungi mereka. Dan untuk meredam hawa nafsu ingin memakan manusia yang ada di dalam diriku, maka aku selalu berlatih meditasi, dan membiasakan diri untuk memakan sayuran walaupun rasanya hambar, karena aku ingin menjadi Gargoyle yang berbeda dari yang lain ... Lalu Seiring berjalannya waktu, kehidupanku di panti asuhan itu berjalan dengan lancar dan menyenangkan, namun ketika aku sudah beranjak remaja, tiba-tiba saja sebuah kecelakaan terjadi. Aku tertabrak oleh Truk hingga terluka parah dan berdarah, namun darah yang keluar dari tubuhku warnanya hijau, sehingga semua orang jadi terkejut, lalu pihak dari NeoGen segera mengambil alih pengobatanku dan membawaku ke fasilitas yang berada di tempat ini ... Semenjak saat itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan orang-orang dari panti asuhan, karena selanjutnya aku dijadikan objek eksperimen di tempat ini. Dan setelah beberapa tahun berlalu. Akhirnya aku berhasil melarikan diri dan memulai kehidupan baru di Briggs city hingga kini.”
“Ohh, jadi begitu rupanya. Tak kusangka kisah hidupmu sangat berat ... Lalu tentang benda berharga milikmu itu?”
“Benda berharga milikku adalah sebuah kartu ... Kartu itu milik seorang ilmuan di fasilitas penelitian tersebut, dia adalah orang yang sudah membantuku untuk melarikan diri, namanya adalah Dokter Rengga. Dan karena sekarang kartu itu sudah ditemukan oleh Cross, maka dia pasti akan mendatangi Dokter Rengga untuk meminta kepastian.”
“Oww, apakah itu artinya sekarang Dokter Rengga sedang terancam bahaya?”
“Ya, mungkin saja. Maka dari itu kita harus bisa masuk kesana dan menyelamatkannya.”
“Hmm, baiklah ayo.” Jawab Kevin.
Sementara itu, rombongan kendaraan Cross telah sampai di sebuah bangunan yang ukurannya cukup luas, dengan tinggi 4 lantai. Bangunan tersebut terletak di lereng gunung dan dikelilingi oleh banyak pepohonan, beberapa Prajurit bersenjata terlihat berpatroli di tiap sudut bangunan tersebut, lalu beberapa Prajurit yang menjaga pintu depan segera menyambut kedatangan dari rombongan Cross disana, mereka memberi hormat dan langsung mempersilahkan Cross beserta para anak buahnya untuk masuk.
Tak salah lagi, gedung itu adalah tempat penelitian dan eksperimen milik NeoGen, di tempat itulah berbagai Produk milik Perusahaan NeoGen dikembangkan, bahkan tempat itu juga berperan sebagai penyedia persenjataan bagi pasukan pemburu monster. Banyak Para ilmuan disana yang bertugas meneliti berbagai jenis monster, terutama monster-monster yang keluar dari celah antar dimensi. Sehingga di dalam bangunan tersebut terdapat banyak sekali ruangan lab, dan mesin-mesin yang bekerja tiada henti memproduksi berbagai macam alat.
Cross berjalan bersama para anak buahnya menyusuri setiap ruangan yang ada di gedung tersebut untuk mencari keberadaan dari Dokter Rengga, yang identitasnya tercantum pada kartu di tangan Cross. Dia ingin mencari tahu apa hubungan antara Dokter Rengga dan Oliver? Mengapa kartu identitas milik ilmuan NeoGen bisa ada di lemari Oliver? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang saat ini berputar di kepala Cross, sehingga menimbulkan rasa penasaran yang begitu besar dalam dirinya.
Setelah menanyakan tentang keberadaan dari sang Dokter kepada salah satu karyawan yang ada disana, Cross beserta para anak buahnya bergegas ke lantai atas, karena menurut informasi saat ini Dokter Rengga sedang berada di ruangan tes subjek.
Di dalam ruangan tes subjek, Dokter Rengga bersama dengan beberapa rekan ilmuannya, sedang meneliti sampel darah berwarna ungu, yang didapatkan dari spesies monster baru, mereka terlihat sangat serius dalam mengerjakan tugasnya untuk meneliti dan menciptakan hal-hal baru bagi perusahaan NeoGen. Ketika mereka sedang melakukan aktivitas tersebut, tiba-tiba saja mereka dikagetkan oleh kedatangan beberapa Prajurit berseragam hitam yang membuka pintu secara kasar, lalu para Prajurit yang dipimpin oleh Cross itu berjalan mendekati sosok Dokter Rengga.
Sosok Dokter Rengga adalah seorang pria paruh baya, dengan postur tubuh kurus, dan rambut sedikit berantakan, dia mengenakan jas laboratorium berwarna putih dan kacamata dengan lensa yang tebal. Ketika didekati oleh Cross, Dokter Rengga yang merasa kaget, hanya bisa diam tertegun dan sekujur tubuhnya merasa tegang, karena saat dia melihat wajah Cross yang begitu mengancam, dia jadi takut jika Cross akan mengacak-acak hasil kerjanya, atau mungkin menyakitinya.
“Cr- Cross, kenapa kau tiba-tiba datang kesini?” Tanya sang Dokter, yang sepertinya sudah saling mengenal dengan Cross.
“Hallo Dokter, aku ingin meminta penjelasanmu tentang ini.” Ucap Cross sambil menunjukan kartu yang menunjukan identitas sang Dokter.
“I- itu kartu identitas Ilmuan NeoGen?”
“Ya, dan kartu ini adalah milikmu.”
“O- oh, itu kartu versi lama, aku sudah punya gantinya yang baru ... A- aku sudah kehilangan kartu itu sejak dulu. Ngomong-ngomong dimana kau menemukannya?” Tanya Dokter Rengga.
“Itulah yang membuatku penasaran Dokter, karena aku menemukannya di sebuah apartemen milik seekor Gargoyle, dan bagaimana bisa Gargoyle itu memiliki kartu identitasmu??”
“I- itu, aku sendiri juga tidak tahu.” Jawab Dokter Rengga sambil merasa gugup.
“Hmm, kalau begitu Aku ingin menyelidikinya lebih lanjut. Sekarang, dengan wewenang yang telah diberikan oleh Tuan Ivan kepadaku, aku akan menggeledah ruangan arsip di tempat ini.” Ucap Cross sambil berlalu pergi.
“Tu- tunggu dulu. Cross, kau tidak bisa melakukan hal itu, kau tidak boleh.” Ujar Dokter Rengga sambil mengejar dan mencoba untuk menghentikan Cross.
Namun Cross segera menoleh sambil menatapnya dengan sorotan mata tajam, dan dia berkata. “Kenapa aku tidak boleh melakukannya? Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan, Dokter?”
“Ti- tidak, tapi...”
Sebelum Sang Dokter menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Cross memberikan perintah kepada para anak buahnya.
“Kalian berdua bawa Dokter Rengga ke ruangannya, dan kunci dia disana ... Jangan biarkan dia keluar sampai aku selesai memeriksa ruangan arsip.”
“Siap Kapten.” Ucap Kedua anak buah Cross, yang segera memegangi tangan Dokter Rengga dan menggiringnya pergi dari sana.
“Hey, hey. Tu- tunggu dulu. Kalian tidak bisa melakukan hal ini kepadaku!” Ucap Dokter Rengga sambil memberontak, namun perlawanannya sia-sia.
Sedangkan para ilmuan lain yang ada di ruangan itu hanya bisa diam karena mereka tidak mengerti tentang apa yang sedang terjadi antara Cross dan Dokter Rengga, mereka hanyalah ilmuan junior yang tidak tahu mengenai masalah kartu identitas Dokter Rengga, karena kejadian itu terjadi sudah lama sekali.
Kini situasi di dalam fasilitas penelitian itu menjadi tidak kondusif, seluruh karyawan tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan tenang karena adanya gangguan dari para Prajurit pemburu monster yang datang dan menggeledah tempat tersebut. Mereka mencoba untuk mencari dan menemukan bukti tentang hubungan antara Dokter Rengga dan Oliver, jika Cross sudah mendapatkan bukti tersebut, maka kedudukan Dokter Rengga sebagai ilmuan senior di Perusahaan NeoGen akan dicabut, dan dia akan dicap sebagai pengkhianat, lalu entah hal buruk apa lagi yang akan diberikan oleh NeoGen kepadanya.
Penyelidikan Cross dimulai dengan cara mencaritahu tanggal dibuatnya kartu identitas tersebut, lalu dia bisa menyimpulkan di tahun berapa Dokter Rengga aktif menggunakan kartu tersebut, dan kapan dia kehilangannya. Semua informasi mengenai hal itu tersedia lengkap di ruangan arsip, dan Cross sedang berusaha untuk mengumpulkan segala informasi mengenai kejadian di tahun itu dari data komputer maupun dari dokumen-dokumen penting yang berada disana.
Disaat yang bersamaan, Kevin dan Oliver sudah berhasil menyusup ke dalam fasilitas itu. Mereka melewati pagar tinggi dengan cara meloncatinya, kemudian mereka berjalan mengendap-endap melewati beberapa penjaga, mereka berusaha mencari celah untuk bisa masuk ke dalam gedung itu, dan ketika mereka menemukan ventilasi udara yang tidak dijaga, maka mereka bisa memanfaatkan hal itu untuk masuk ke dalam gedung tanpa ketahuan.
Sehingga kini mereka berdua sudah berada di dalam tempat tujuannya. Beberapa saat kemudian, Kevin dan Oliver saat ini sedang berada di dalam ruangan petugas kebersihan, mereka berdua menyamar dengan cara mengenakan pakaian petugas kebersihan, setelah itu mereka berjalan menyusuri setiap lorong di dalam gedung itu sambil membawa peralatan kebersihan, seperti sapu, kemoceng, ember, kain lap, dan lain-lain.
Penyamaran mereka berdua sangat sempurna, bahkan keberadaan mereka sampai tidak disadari oleh orang-orang yang berada di dalam gedung tersebut. Kevin dan Oliver yang merupakan target utama bagi para Prajurit pemburu monster, bisa berjalan melewati para prajurit itu tanpa dikenali, sehingga mereka berdua bisa melakukan pencarian terhadap Dokter Rengga secara leluasa.
Hingga akhirnya mereka berdua menemukan sebuah pintu yang sedang dijaga oleh dua orang Prajurit di bagian luarnya, dan ada papan nama Dokter Rengga yang terpajang pada pintu tersebut. Sehingga Kevin dan Oliver bisa menyimpulkan bahwa ruangan yang ada dibalik pintu itu adalah ruangan kerja milik Dokter Rengga, lalu Kevin dan Oliver memutuskan untuk memeriksa ruangan itu.
Ditambah dengan adanya dua orang Prajurit yang berdiri diluar pintu, membuat Kevin dan Oliver semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sedang dijaga oleh mereka, yakni tak lain dan tak bukan adalah Dokter Rengga. Kedua Prajurit itu tidak akan membiarkan Dokter Rengga berbuat macam-macam atau pergi kemanapun. Mereka akan menjaga sang Dokter sampai Kapten mereka telah selesai melakukan penyelidikan di ruangan arsip.
Ketika Kevin dan Oliver berjalan melewati kedua Prajurit itu, keberadaan mereka sempat diacuhkan dan tidak dikenali, karena kedua Prajurit itu menganggap bahwa Kevin dan Oliver hanyalah petugas kebersihan biasa. Kemudian Kevin dan Oliver berhenti tepat di dekat pintu yang sedang dijaga itu, selanjutnya mereka berdua meminta ijin untuk masuk ke dalam ruangan.
Kevin berkata. “Permisi, kami mau membersihkan ruangan ini.” Ucap Oliver kepada salah satu Prajurit yang sedang berjaga.
“Maaf, untuk saat ini tidak ada yang diperbolehkan masuk ke dalam ruangan ini.” Ucap si Prajurit secara tegas.
“Oh begitu ya, maaf tapi kami benar-benar harus masuk.”
“Pokoknya tidak boleh!” Prajurit itu membentak.
Lalu tiba-tiba saja Oliver dan Kevin berjalan mendekati kedua Prajurit itu sambil memberikan tatapan mengancam, yang membuat kedua Prajurit itu seketika menyadari bahwa diri mereka sedang dalam bahaya.
Sementara itu, di dalam ruangan, Dokter Rengga yang sedang duduk di kursi, merasa terkejut karena dia tiba-tiba mendengar suara keributan dari luar. Suara yang dia dengar merupakan suara pukulan dan tendangan yang dilayangkan kepada dua orang Prajurit yang sedang berjaga, sehingga kini dua orang Prajurit itu sudah dalam keadaan babak belur dan tak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian, pintu ruangan Dokter Rengga terbuka lalu seseorang mulai menampakan dirinya dan masuk ke dalam ruangan itu, diikuti oleh satu orang lagi di belakangnya. Sosok kedua orang itu adalah Kevin dan Oliver yang masih mengenakan seragam pegawai kebersihan. Seketika itu, Dokter Rengga yang sedang dalam keadaan duduk sempat terperanjat karena terkejut ketika melihat sosok wajah Oliver yang baru saja memasuki ruangan, dia tidak menyangka bahwa sosok yang dikenalnya akan datang untuk menemui dirinya hari ini. Sama halnya dengan Oliver, dia juga sedikit merasa terkejut, karena akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan sosok sang Dokter penyelamatnya.