3. Siap bertemu

1135 Kata
"Kamu kemarin dijemput pacarmu ya Ka?" Tanya si bos padaku "Uhuk...uhuk..." Aku terbatuk kaget Lalu minum air mineral yang kubawa sendiri. "Ehem...iya bos" Oiya aku manggil dia bos saat sedang bersama Debby , Pak Rustam atau hanya berdua saja. Tapi jika sedang dengan orang lain atau klien , aku memanggilnya Pak. "Mbak Mika malu bos ditanya begitu" goda Pak Rustam Si bos ketawa mesem-mesem aja. "Saya lihat kemarin Pak , Mika dijemput pacarnya. Masih muda , ganteng lagi. Kayaknya seumuran sama kamu ya mika?" Tanya bos lagi Aduh , tolong jangan banyak tanya. Malu aku bos. "Iya bos. Teman SMP dulu" aku yakin pipiku merah jambu kayak p****t baby. "Kayaknya kemarin berantem ya?" Si bos tanya menjurus selidik "Enggak kok. Eh _ udah ah bos , ngapain si ngomongin itu" jawabku Aduh jangan bilang si bos lihat Azka menciumku di mobil. Malu. Pengen kabur. Pak Rustam dan Bos ketawa-ketawa lihat aku udah malu. "Kemarin mobil bos udah enggak ada , bos pulang naik apa?" Tanyaku penasaran, kok dia kemarin masih dikantor? Padahal kemarin aku yakin dia sudah pulang. "Oh , saya tunggu asisten pribadi saya soalnya , mau pakai mobil yang lain." Jelasnya. Wah , banyak banget asistennya. Kupikir hanya butuh sekretaris pribadi saja. Aku hanya manggut-manggut saja. Kami sudah selesai makan. Akhirnya kami kembali ke kantor. Dan aku segera ke meja kerjaku , mengerjakan SPK , mengetik beberapa surat penawaran yang diminta oleh provider lainnya. Sekitar jam 3 sore , Debby memberitahukan akan ada rapat dadakan sore ini dengan beberapa Staff saja. Khususnya Staff accounting. Akhirnya kami pergi keruang rapat. Rapat berlangsung cukup lama. Aku sudah capek , ngantuk. Sekitar 16.30 rapat selesai. Aku tutup Notebook ku , segera pergi ke meja kerjaku. Membereskan tasku dan laptopku. Akan aku kerjakan notulen rapat tadi dirumah saja. "Mika , kamu langsung pulang?" Si bos udah ada di belakangku aja. "Iya bos , saya pamit duluan ya" "Bareng aja sama saya." "Maaf bos , saya ada perlu sama orang soalnya. Makasih , saya permisi bos" aku segera mengambil ransel kerjaku. Aku kerja tidak pernah membawa tas kecil seperti orang-orang. Aku membawa ransel hitam yang isinya laptop , iPad , ponsel dan segala kebutuhan kerjaku. Karena aku tidak akan bertemu klien diluar kantor , aku full-time di kantor. Kecuali Debby yang menjabat sekretaris pribadi , dia harus ada tas kecil. Karena dia harus bertemu klien diluar kantor bersama bos. Aku juga ada tas kecil yang kusiapkan dilaci kerjaku , buat jaga-jaga. Aku segera meninggalkan si bos tanpa menunggu jawaban darinya. Hari ini aku akan bertemu keluarga yang membiayai pendidikanku. Semoga saja Bapak kaya itu orangnya baik. Aku sungguh gugup mau bertemu Bapak itu. Aku segera meluncur ke restoran yang sudah Pak Dani kirim alamatnya lewat chat. Aku masuk ke restoran tersebut dan langsung menuju toilet terlebih dulu. Aku ganti pakaian kerjaku , kemeja lengan panjang biru muda dengan celana panjang bahan. Aku ganti pakai dress putih dengan high neckline. Aku rapikan make up ku. Rambutku ku gerai. Sepatu aku ganti dengan heels tidak terlalu tinggi. Setelah yakin dengan tampilan ku dicermin , aku segera keluar dari toilet dan mencari tempat duduk yang nyaman. Aku sengaja duduk ditengah-tengah dan langsung menghadap kearah pintu masuk. Agar bisa langsung melihat tamu restoran yang datang. Sekitar 15 menit yang ditunggu belum juga datang. Aku bosan. Aku belum memesan apapun. Hanya pesan jus strawberry tanpa s**u kesukaanku. Akhirnya sambil menunggu Bapak tersebut , aku mengeluarkan laptop kerjaku , ku mulai mengetik menyusun notulen yang tadi belum sempat kubuat. Notulen ini untuk besok pagi diserahkan ke si bos. Aku melirik kembali jam tangan ku , sekitar 40 menit , orang yang memiliki janji temu denganku belum muncul juga. Aku kembali membuat notulen yang belum kelar juga. "Kamu ngerjain kerjaan kantor disini?" Tiba-tiba suara yang sangat kukenal menyapaku Aku menoleh dan mendongakkan wajahku kearahnya yang sudah ada di depanku sedang berdiri. Si bos. "Loh , ngapain bos kesini?" Tanyaku tanpa berdiri "Mau makan lah , mau ngapain lagi?" Dia menjawab , namun dia langsung duduk berhadapan bersamaku Eh? "Bos , ngapain duduk disini? Saya lagi nunggu orang." Ucapku ragu-ragu takut si bos tersinggung "Ya gampang , nanti orangnya datang saya langsung pindah" jawabnya enteng banget. Hadeh.. "Kamu belum pesan apa-apa?" Tanyanya lagi "Belum , nanti aja. Biar makan bareng sama orangnya. Saya mau selesaikan kerjaan dulu." Jawabku tetap fokus ke laptop tanpa menoleh ke si bos. "Hmm , saya pesenin aja ya. Kamu mau apa?" Tanya si bos "Enggak usah bos , nanti aja. Bos makan aja dulu" jawabku masih menatap laptop. Dia diam. Dan memanggil pelayan resto. "Saya pesan sirloin steak well done dengan jus jeruk , lalu tenderloin steak well done juga dengan jus strawberry tanpa s**u , buahnya jangan terlalu halus , less ice ya." Jelasnya pada si pelayan Aku mendengarnya. Rinci sekali pesanannya. Eh ? Tenderloin well done dan jus strawberry tanpa s**u , buahnya jangan terlalu halus , less ice adalah yang biasa ku pesan. "Tenderloin dan jus strawberry buat siapa?" Tanyaku akhirnya setelah si pelayan pergi "Ya buat kamu lah. Masa saya makan sendiri?" Jawabnya "Tapi saya masih nunggu orang bos " jelasku "Udah makan aja dulu." Seperti biasa , selalu memerintah. Tidak menerima penundaan dan penolakan. Aku menghela napasku dan mengambil gelas jus ku yang tadi. Ternyata sudah kosong isinya. "Tuh , jusnya udah habis aja kamu masih enggak ngeh" ucap si bos. Aku senyum aja. Bingung , ini gimana nanti si Bapak yang janjian sama aku datang? Sedangkan si bos seenak jidatnya langsung duduk disini. Tak lama pesanan si bos datang. Akhirnya kami makan juga. Aku pun makan , udah enggak tahan menunggu membuat perut berdendang. Laptop sudah kebereskan dan kumasukkan ke ranselku. "Kenapa kalau dikantor kamu enggak pernah pakai rok?" Tanyanya disela-sela kami sedang menikmati steak mahal ini. "Enggak mau ah. Di kantor , laki-lakinya genit semua bos. Nanti saya dilihatin terus. Males banget tubuh saya jadi objek fantasi mereka." "Kok kamu ngomong gitu? Memangnya siapa saja yang genit?" "Ya semuanya. Apalagi si Theo , m***m banget itu otaknya. Tiap cewek dikantor digombalin sama dia , diajak jalan. Terus suka merhatiin b****g cewek-cewek dikantor. Dia suka banget merhatiin dadanya si Jeni tuh bos. Jeni kan kalau pakai baju yang ketat gitu. Surga banget buat laki-laki disana." Jelasku Si bos manggut-manggut aja. Aku sesekali menoleh ke pintu masuk restoran. Sepertinya tidak ada tanda-tanda si Bapak itu akan muncul. Setelah selesai makan , si bos telepon seseorang. Entah siapa. Aku sibuk chat Pak Dani , menanyakan perihal pertemuan dengan si Bapak dermawan yang baik hati itu. Apakah jadi bertemu atau tidak. Kami mengobrol ringan. Lalu kulihat Pak Dani muncul masuk dan berjalan ke meja ku. Aku tersenyum. "Ini Tuan. Saya sudah bawakan." Pak Dani memberikan kunci mobil ke si bos dan dia menunduk hormat. Pak Dani pun tersenyum dan menunduk hormat padaku. Tidak mengatakan apapun. Eh? Hah?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN