Marahlah

1895 Kata

“Ah, iya. Boleh kita bicara berdua?” “Boleh, Om. Ayo ikut saya,” ajaknya. Orisha mengajak Genta ke ruang makan karena ruang tamu jelas-jelas ramai, sementara di ruang keluarga ada Gracia yang menemani Daniel menonton TV. Juga tak mungkin ia bawa pria itu masuk ke kamarnya, makanya ia pilih mengajak pria itu berbicara di ruang makan saja. “Om Genta mau ngomong soal apa, yah?” Genta duduk dulu, dan Orisha menyusul setelah pria itu duduk. Ia duduk tepat di sebelah Genta. “Gini … emm ….” Pria itu bahkan sudah mulai salah tingkah, padahal belum mengutarakan apa-apa. “Apa ya, Om?” “Soal yang terakhir kali Orisha bilang, soal ajakan menikah itu ….” “Oh itu, maaf yah, Om,” ujar Orisha sambil menunduk. “Maaf kalau udah bikin Om Genta gak nyaman.” “Saya juga mau minta maaf, saya gak berma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN