Orisha menghapus air matanya dengan cepat ketika berpapasan dengan Daniel dan ayahnya. Gadis itu mengulas senyum canggung, sementara yang ia senyumi tak kalah canggungnya. Pria yang bahkan Orisha tak tahu namanya itu menggaruk belakang kepalanya, merasa malu sekaligus tak enak hati karena ajakan tak masuk akal Orisha saat terakhir bertemu dengannya. Ia ingin menganggap hal itu hanya sebagai sebuah candaan, namun ekspresi kecewa Orisha waktu itu membuatnya merasa bersalah. Tapi, jika ingin menganggapnya sebagai sebuah keseriusan, rasanya tak mungkin juga. Orisha masih muda, di matanya hanya seorang gadis belia yang bisa ceplas-ceplos tanpa memikirkan ucapannya. "Hai, Daniel." Orisha mencoba menyapa, walau terkesan kikuk. "Hai, Kak Orisha." Bocah berwajah tampan itu membalas dengan sua