"KASIH garam nggak ya, Sya?" Amel menatap layar ponsel serius. Alisnya bahkan sampai bertaut seakan layar itu sedang menampilkan topik yang paling luar biasa penting. Aku ikut memandangi layar, "Mana ada, sih, kue Cubit dikasih garem. Ketahuan banget lo Owner abal!" Dengan gerakan cepat, aku menyambar ponsel dari tangannya, lalu mulai membaca kembali. "Nih, kan, adonannya udah jadi. Berarti tinggal tuangin ke besi pembuatnya itu. Buruan." "So damn! Udah kayak babu lo aja gue." Meski mengatakan itu, dia tetap melakukan apa yang kupinta. Berjalan, membawa semangkuk adonan yang telah kami buat hingga membutuhkan waktu yang nggak sebentar, lalu menuangkan sedikit demi sedikit ke dalam wadah. "f**k! Lower, Sya! Gimana, dong?" Aku mendekat, dan menatap ngeri besi itu yang dipenuhi dengan lumu