Sore ini kami beremapt akhirnya pergi keluar untuk makan malam. Rasanya menyenangkan melakukan hal seperti ini bersama mereka, membuatku kembali mengenang saat-saat aku dan Jeslin begitu akrab. Pergi ke mall bersama, makan semua makanan yang ingin kita makan dan bepergian untuk sekedar melepas penat. Rasanya menyenangkan memiliki seorang sahabat. Tapi kemudian kenangan menyakitkan menyeruak memenuhi relung hatiku. Kembali teringat tentang hubungan Dio dan Jeslin yang ternyata lebih dari seorang teman di beklakangku. Aku benar-benar tidak habis pikir, bagaimana dia bisa sampai setega itu padaku padahal selama ini aku menganggapnya seperti saudara, keluargaku menganggapnya seperti seorang anak kandung dan apapun yang aku miliki selalu aku bagikan padanya. “Loh Bia kok nangis?” Ucapan Vino m