Chapter 9

1611 Kata
Helikopter yang membawa Zee dan Kenzie pun mendarat di landasan helipad atas gedung Rumah sakit, sejak kejadian beberapa jam lalu di basecamp blackpanther. Kenzie dan anak buah memilih pergi meninggalkan basecamp bersama sang istri.Sampai di sana mereka disambut oleh para anak buah dan beberapa staf rumah sakit yang menunduk hormat kepada Zee dan Kenzie. Kenzie yang pemilik rumah sakit pun beramah tamah dengan beberapa staf dan dokter sembari berjalan menuju ballroom meeting untuk perkenalan dirinya dan Zee istrinya.Sebelum dirinya menuju ballroom ia menyempatkan pergi ke basement rumah sakit yang terdapat sebuah ruangan rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya dan asisten nya saja. Ia pergi bersama asisten nya Richie, meninggalkan Zee bersama para bodyguard nya. Kenzie menatap datar seorang pria yang menjadi salah satu pelaku tembakan yang terjadi di Basecamp nya tadi pagi. Untung saja tadi Richie dan para anak buah nya cepat menangkap pria itu ketika ia ingin melarikan diri dari tempat kejadian itu. Kenzie meminta pada Richie untuk merahasiakan hal tersebut pada Zee. Ia tidak ingin gegabah dengan memberitahukannya, kalau ia sendiri belum tahu siapa dalang dari baku penembakan tadi pagi. Yang jelas, Kenzie sangat berharap jika kejadian penembakan adalah murni karena orang isen padanya bukan berasal dari orang-orang disekitarnya yang ingin membunuhnya atau istrinya. Namun sayang, kenyataannya peristiwa baku penembakan itu sudah pasti disengaja. Iblis-iblis itu mengincar istrinya dan calon anaknya yang belum lahir. Pria itu tidak berdaya dengan wajah lumuran darah akibat siksaan salah satu anak buahnya. Pria itu salah satu bagian dari anak buat Catherine yang notabene adalah Oma dari istrinya Zee, Namun Kenzie masih tidak percaya jika Pria bernama Josh itu suruhan Catherine, nenek mertuanya. Jika pun Catherine tahu kalau dirinya dan Zee masih hidup dan membohongi public, Kenzie merasa Catherine masih berotak waras dengan tidak melukai apalagi melenyapkan darah dagingnya sendiri. Contohnya Alex, semembangkangnya Alex dengan Catherine, Catherine selalu membiarkannya. “ Kau masih belum ingin berterus terang siapa yang menyuruhmu mencelakaiku dan istriku?” tanya Kenzie untuk kedua kali nya dengan suara rendah. Josh menggeleng, masih setia dengan kebungkamannnya. Kenzie paling benci jika harus berurusan dengan orang-orang aneh yang terlalu larut dengan rasa dendamnya dan para gangster. Kebanyakan dari mereka lebih baik mati ketimbang Tuannya. Entah apa yang ada di otak orang-orang t***l ini. Mengabdi sampai mati adalah kata mati buat mereka. Kenzie bangkit dari kursi untuk menghampiri pria itu. Kenzie mendudukan dirinya di meja, tepat disamping Josh yang terikat disebuah kursi yang ada didepannya.“ Aku bertanya sekali lagi, siapa yang menyuruhmu?”Josh menaikkan tatapannya pada Kenzie dengan menyeringai tanpa gentar sedikitpun.“ Aku sampai kapanpun tidak akan berbicara padamu, siapa yang menyuruhku.” “Begitu?" “Aghh..” Kenzie menusuk kulit wajah Josh dengan pisau lipat tanpa ampun yang berada di atas meja yang ia duduki.“sudah lama aku tidak bermain dengan pisau ini.” dalih Kenzie dengan santai sambil menepuk-nepuk kecil kedua tangannya. Lalu ia buang pisau kecil itu dan mengeluarkan sebuah belati kecil disaku jasnya. Dan …. Josh kembali berteriak kesakitan saat Kenzie mengukirkan pisau belatinya dengan lambang blackpanther dilengannya. “ Begini saja kau sudah berteriak kesakitan? Mana mulut besarmu tadi!” cibir Kenzie menatap hina pada Josh.“Arghhh..” Josh kembali berteriak menahan sakit ketika Kenzie dengan tanpa ampun menancapkan belatinya pada lengan Josh, sampai menembus tulang. “ Ini tidak seberapa dengan apa yang kau dan para cecungukmu lakukan pada aku dan istriku. Kau telah salah memilih berurusan denganku. Darah kejam keluarga Baseefa mengalir ditubuhku. Bahkan aku lebih biadap dari siapa pun termasuk majikanmu Catherine.” Kenzie menjeda, bibir nya tersenyum miring. Matanya menilik tanpa eksperesi pada sasarannya. Menampilkan sosoknya yang tak berhati.“ Dan kesalahan terbesarmu menyentuh keluargaku. Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa. Dan –". Kenzie mengantungkan ucapannya sejenak,“ Istri dibayar Istri.” “ Apa maksudmu?” Josh menatap ngeri pada Kenzie. Kenzie membalasnya dengan tersenyum smirk. Kemudian ia  menjentikan jarinya tanpa menghilangkan fokusnya pada Josh. “ HONEY HELP ME… I’M SCARED! PLEASE …. HONEY… HELP ME!!” Tiba-tiba terdengar suara wanita yang menangis ketakutan menggema di seluruh ruangan. “ KAU APAKAN ISTRIKU? ARGHHHH….” Josh kembali berteriak kesakitan saat Kenzie merobek lengannya dengan belati tertancap di lengannya. “Anak buahku bisa melukai istrimu kapan saja. Bahkan aku tidak segan memerintahkan mereka untuk melecehkan istrimu yang sedang hamil itu!” Josh menggeleng, pria yang sudah berlumuran darah itu menangis.“ Jangan.. istriku sedang hamil muda,” “ Kau pikir istriku juga tidak hamil, HAHH!” “ARGHHH!” Kenzie menekan belatinya di lengan Josh sampai menancap pada kursi.“ Lepaskan istriku…kumohon…bunuh saja aku..” Ucap Josh penuh permohonan dengan suara terbata menahan sakit. “ Siapa yang memerintahmu?” desis Kenzie tidak menghiraukan permohonan Josh. Josh menggeleng, kekeuh pada pendiriannya yang tetap bungkam, Kenzie merogoh ponselnya ia menekan layarnya untuk menghubungi seseorang. “ Wil, lakukan apa yang kuperintahkan pada wanita---“ “ JANGAN!! JANGAN!! KUMOHON JANGAN… LEO… LEO AGRANASDI yang menyuruhku!” potong Josh dengan cepat, penuh ketakutan. Kenzie menyeringai kejam, lalu ia beranjak dari meja.“ Bereskan dia!” perintahnya pada anak buahnya. Kenzie meraih ponselnya untuk menghubungi anak buahnya kembali.“ Lepaskan wanita itu.” Kenzie menutup sambungan teleponnya setelah memberi perintahnya. Ia terus berjalan menuju pintu ruangan yang dijadikan penyekapan Josh. Ketika membuka pintu, Kenzie mendengar suara tembakan dibelakangnya. Kenzie kembali menghubungi seseorang,“ Kapan pernikahan Alex akan dilakukan?” “ Dua minggu lagi, Sir.” “ Pastikan semua tempat dijaga oleh bodyguard dan acara berjalan lancer, jangan sampai ada musuh yang masuk untuk menggagalkan acaranya jika ada yang lolos, siapkan sniper kita untuk cacing-cacing itu!” “Siap, Sir!” Kenzie mematikan sambungan teleponnya , ia menuju kamar mandi untuk membersihkan darah Josh yang menempel di baju dan tangannya sebelum kembali ke lantai atas rumah sakit. Setelah tiba di kamar mandi, Kenzie kembali menghubungi seseorang melalui teleponnya.“ Cari semua bukti kejahatan Leo dan Catherine , bereskan semua orang yang berada dipihaknya!” “Siap, Sir” Kenzie memasukkan ponselnya ke dalam saku Jasnya kembali. Ia menyalakan kran wastafel untuk membersihkan tangannya dari darah si k*****t yang berani menyentuh ketenangan keluarganya. PRANG!! Kenzie meninju kaca didepannya sampai pecah. Darah mengucur di buku-buku jemarinya.“ Akan kubuat mereka masuk ke liang lahat !!” *** Kenzie membuka pintu ruangan nya, ia datang telat saat perkenalan di ballroom hospital tadi. Hari sudah sore ia menenteng sebuah paper bag berisi makanan untuknya dan Zee. Kenzie yakin, Zee tidak menyentuh makanan sama sekali dari pagi. Karena sibuk dengan pasien – pasiennya tadi ia diberitahukan oleh suster yang membantu istrinya bahwa dari tadi istrinya sudah sibuk dengan pemeriksaan pasien dan visite pasien. Mungkin Zee istrinya rindu dengan pekerjaannya makanya membuat ia lupa makan.Kenzie tersenyu, saat melihat Zee tertidur diatas meja dengan tumpukan beberapa file di sebelahnya.Kenzie menghampiri , ia memperhatikan istrinya yang paling beharga dalam hidupnya itu terlelap sangat damai, meskipun wajah Zee terlihat lelah. Kenzie berjongkok dan mencium perut buncit istrinya itu sambil bergumam. “ Dad, sayang kalian baik-baik ya sayang!”. Setelah itu dirinya berdiri dan menegakkan tubuhnya, Kenzie mengulurkan tangannya untuk membelai wajah wanita-nya.“Dalam keadaan apapun kau masih terlihat cantik.” Gumam Kenzie dengan tersenyum. Zee menggeliat, wanita itu membuka matanya secara perlahan.“ Kau sudah kembali?” tanyanya dengan suara parau. Kenzie mengangguk sambil menarik kembali tangannya yang berada di pipi Zee.“ Kau pasti belum makan?” Zee menggeleng. “ Aku belum lapar” Kenzie menghela nafas berat “ ini yang aku tidak suka darimu kalau kamu sudah sibuk pasti kamu lupa makan, ingat kamu tidak sendiri ada nyawa baru hidup di dalammu dia butuh nutrisi juga darimu, aku membawa makanan, kita makan bersama ya!" . Zee menggeleng.” Kau saja- Ahh.. Nzie apa yang kau lakukan?” pekik Zee dengan suara tertahan saat Kenzie tiba-tiba menggendongnya.Refleks, Zee pun mengalungkam kedua tangannya ke belakang leher Kenzie. “ Mengajakmu makan bersama, kasihan anakku dia pasti kelaparan karena mommy nya malas makan.” Timpal Kenzie sembari mendudukan Zee di sofa. “ Sudah kubilang, aku belum lapar.” “Zee,” Kenzie berjongkok didepan Zee, menggengam kedua tangan Zee, menatapnya dengan lekat.“ Kau harus makan, kau harus sehat , aku tidak ingin kau sakit ingan kandungan mu , ingat ada calon anak kita disini.” “ Tapi aku benar-benar tidak lapar.” Kenzie menarik nafas kasar, ia berdiri mendudukan dirinya di samping Zee. “ Baiklah, kau temani saja aku makan kalau begitu.” Kenzie membuka paper bag dan pengeluarkan makanan didalamnya. Yang berisi salad buah dan salad sayur dan beberapa cemilan.Kenzie pun membuka semua makanannya. Ia melirik sejenak pada Zee yang terus menatap perutnya sambil mengelus pelan penuh sayang.Kenzie mulai menyendok saladnya dan menyodorkan salad itu pada Zee. Zee menoleh, menatap pada garpu yang disodorkan oleh Kenzie. “Makanlah..” Kenzie menyentuhkan garpu saladnya pada bibir Zee. Zee mendesah kecil sebelum membuka mulutnya dengan terpaksa.Kenzie tersenyum, ikut memakan saladnya. Zee melirikan matanya pada tangan Kenzie yang diperban.“ Ada apa dengan tanganmu?” “ Tidak sengaja meninju kaca kamar mandi.” Jawab Kenzie dengan jujur. Zee berdecih. “ Dasar mafia.” Kenzie hanya tersenyum, ia tahu zee pasti mengerti jika ia melakukan hal tersebut sebagai bentuk pengalihan luapan emosi, karena hal buruk yang menimpa mereka.Kenzie terus menyuapi Zee sambil ikut memakan semua makanan yang tersaji. Makanan pun habis tanpa sisa oleh keduanya. “ Kita rakus sekali.” Gumam Kenzie dengan menatap semua bungkus makanan yang sudah kosong dengan takjub. Zee terkekeh pelan . “ Aku tidak pernah makan sebanyak ini.” “ Mungkin karena kau makan bersamaku, jadi nafsu makanmu meningkat”Zee memukul bahu Kenzie dengan tawa kecil dibibirnya. “ Atau mungkin kau dan anak kita memang merindukan makan dari tanganku” lanjut Kenzie berceloteh. Tawa dibibir Zee hilang dengan perlahan. Kenzie mengelap bibir Zee dengan tisu, tidak terpengaruh rekasi istri-nya. Kemudian tisu dibibir Zee digantikan oleh jemarinya.Keduanya saling menatap dengan jarak wajah yang dekat. Kenzie semakin mendekatkan wajahnya pada Zee. Secara perlahan Zee pun memejamkan matanya saat bibir Kenzie menempel dibibirnya.mereka berdua pun saling berciuman, saling memanggut satu sama lainnya. Kenzie tersenyum kecil saat tidak ada penolakan dari istri-nya. Ia pun tanpa segan memperdalam ciuman rindu dan cintanya pada Zee. Tangannya mulai ia gerakan dengan meremas d**a Zee yang semakin membesar karena kehamilannya.Saat ingin melanjutkan dalam tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan Richie diujung pintu sedang melihat kedua aksi bosnya itu dengan menunduk. “ Sir…” Kenzie yang melihat bahwa ada asistennya, reflex Kenzie dan Zee menghentikan kegiatan panas keduanya saat mendengarseruan dari suara seorang pria. “ Richie!” panggil Kenzie dan Zee bersamaan.Kenzie segera bangkit dari duduknya , ia langsung berjalan untuk menghampiri Richie. Sementara Zee membenahi dirinya karena kekacauan yang dibuat Kenzie.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN