Abba, kaki Rara kenapa? Jawab Abba, jawab!?" Rara berteriak histeris, direnggut kemeja yang dipakai Aska. Aska semakin erat mendekap Rara. "Apa kaki Rara lumpuh, Abba?" Rara berusaha melepaskan pelukan Abbanya. Lalu ia menatap lekat wajah Aska, dengan air mata yang membanjiri pipinya. Kepala Aska mengangguk perlahan. "Abba ... tidak, tidak mungkin! Tidak mungkin!" Suara teriakan Rara sangat memilukan hati. Tubuh Rara bergetar hebat, sebelum lemas, dan tak sadarkan diri. Asma, dan Vanda yang tidak tahan menyaksikan, memilih menyingkir, dan ke luar dari dalam kamar sejak tadi. Sedang Cantika juga ikut jatuh pingsan, begitu melihat anggukan kepala Aska. Soleh, dibantu perawat membawa Cantika ke UGD. Asifa sesunggukan di atas kursi rodanya. Razzi diam dengan menundukkan wajahnya. Sekuat apa