PART. 26

933 Kata

Revan, Asila, Arka, dan Dara, dari bandara, mereka langsung ke rumah sakit. Mata Asila terlihat bengkak, karena dari mendapatkan kabar tentang Rara, ia terus menangis. Begitu masuk ke ruangan Rara, Asila langsung mendekat ke tempat tidur. Diraih jemari keponakannya, ditatap wajah Rara dengan berlinang air mata. "Hay jagoan cantikku, ayo bangun, Sayang. Sepupumu sudah menunggu di Jakarta. Cepatlah bangun, mereka sangat merindukanmu. Bangun Ra, bangun ...." Asila tidak bisa melanjutkan ucapannya. Ia berlutut di sisi ranjang, Asila terisak nyaring. Revan ikut berlutut juga, ia peluk istrinya. "Dia pasti bangun, dia pasti bangun ...." Revan mendekap kepala Asila ke dadanya. Dibasahi jilbab Asila dengan air mata. Arka memeluk bahu Dara yang juga menangis sesenggukan. Begitupun dengan Aska,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN