12 ➳ Terasa Seperti Dejavu — Feels Like Dejavu ❦

1623 Kata
◦•●◉✿❦ 2018 ❦✿◉●•◦ ⠀ ❝ Cuma perasaanku saja kah? Sosok itu. Semua simbol ini. Pedang, bunga dan burung hantu. Kenapa terasa tidak asing? Gambaran di hadapanku membuatku merasa dejavu. Mengguratkan ras khawatir dan cemas, yang aku tak tahu kenapa bisa begitu. ❞ ⠀ ➳ [ Ceisya Z. Reyes ] ❦ ⠀ ⠀ ♖ [ ZALcorp Building ] ♖ ⠀ Kegiatan study tour terus berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan. Para mahasiswa dan mahasiswi diperkenalkan dengan berbagai kegiatan hampir setiap divisi. Mereka mencoba banyak hal yang bukan hanya materi, tetapi juga praktek di laboratorium komputer. Mencoba beberapa aplikasi yang telah dibuat ZALcorp untuk Personal Computer kemudian membandingkan software sejenis yang dibuat versi mobile phone. Baru mereka tahu bahwa, ZALcorp ternyata tidak hanya berorientasi pada software desain, baik desain grafis, arsitektur dan rancang interior, serta games mobile maupun personal computer ataupun laptop. Mereka juga merambah ke bidang B2B (Business to Business) dan telah memiliki banyak klien. Beberapa di antaranya misalnya : aplikasi e-book Rumah Baca, aplikasi travel Fungo, transportasi Yojek, beragam aplikasi belanja online, aplikasi edit foto dan gambar. Bukan hanya itu, mereka juga memiliki klien animasi 3D bidang perfilman seperti DaiMoon Pictures, yang awalnya hanya berupa iklan hotel dan resort dalam bentuk animasi klasik. Masih begitu banyak lagi bidang yang sudah dikuasai oleh ZALcorp. Terlepas dari sikap lancang sang CEO yang menatapnya dengan cara yang sulit dimengerti, Ceisya merasa kagum dengan kerja kerasnya. Dalam usia semuda itu sudah mampu menjadikan ZALcorp berkembang begitu drastis dengan ide-ide fresh (segar). Ceisya juga sempat mendengar bahwa sang CEO adalah lulusan Universitas Tekhnologi ternama di luar negeri. ⠀ "Yeah, Daddy. Ceisya belajar banyak di sini. Sudah, makan teratur, kok. Ada cemilan juga di jam-jam tertentu. Nggak, mag ku nggak pernah kambuh lagi. Beneran. Huum. Iya. Kemungkinan siang ini acara penutupan. Terus kita mau jalan-jalan dan beli oleh-oleh dulu. Nggak, keputusan penyelenggara dari Kampus aja, Dad. Bukan dari ZALcorp. Iya. Daddy juga, hati-hati. Semangat terus Daddy. Semoga Tuhan memudahkan semua urusan Daddy. Semoga perusahaan kembali seperti sedia kala. Love you too. Bye Dad." ⠀ "Huff ...," Ceisya menghembuskan napas lega. Rasanya aneh karena Daddy jadi agak overprotective (terlalu protektif) sejak study tour ini. Hampir 5 kali sehari Daddy menelepon Ceisya. Ia terpaksa harus keluar ruangan simulasi karena dari tadi Daddy meneleponnya terus. Daddy pasti akan terus begitu sampai Ceisya mengangkat telepon Daddy dulu. Cheisa menggelengkan kepala, kemudian membalikkan badan. ⠀ BRUUKK ...! ⠀ "Awww ...." Ceisya terduduk setelah terpental menabrak entah apa. Ia merengut mengusap-usap sikunya yang tadi menahan tubuhnya agar tidak terjatuh terlalu keras di lantai. Bagaimana pun ia tidak bisa menyalahkan si penabrak karena Ceisya juga tidak memperhatikan jalan. "Be Careful (Hati-hati)," ucap suara berat di hadapannya. Ceisya menengadahkan wajahnya. Oh ... My God! Dia barusan menabrak CEO ZALcorp! Ceisya terpana. Pria itu terlihat begitu tampan dari jarak dekat, dengan jas kulit blazer casual berwarna hitam yang lengannya sedikit disingsingkan. Baju kaos putih dengan brand ZALcorp dan burung hantu putih kelabu yang tengah mengembangkan sayapnya. Rambutnya yang sedikit bergelombang begitu tebal dan hitam, dengan alis yang melengkung tebal. Bekas cukuran yang membayang gelap di sekitar rahangnya. Mata elang coklat itu terlihat lebih gelap saat memandang Ceisya tanpa senyum. Pria dengan damage mematikan itu mengulurkan tangannya pada Ceisya. Kulit eksotis dengan tangan yang berbulu serta tatto pedang bersayap dan bunga merah keorangean di bagian tengah pedang di punggung tangannya. Terlihat .... Tunggu! Rasa-rasanya Ceisya pernah melihat tatto serupa tatto ini. Pria itu mengangkat sebelah alisnya karena melihat Ceisya masih terpana melihatnya. "Apa kamu terlalu lelah untuk berdiri?" tegur pria itu frontal. Ceisya mengernyitkan alis, mau tak mau menerima uluran tangan pria itu. Telapak tangannya begitu besar dan hangat. Ia berdiri di sisi sang CEO. "Bisakah Anda melepaskan tangan Anda? Saya sudah berdiri, Pak." Pak? Wanita ini memanggilnya 'Pak'. Dulu sewaktu kecil memanggilnya 'Om'! Bibir Rion menipis. "Kenapa? Tidak nyaman menggenggam tanganku, huh?" ujarnya sinis. Ceisya mendelik. Apa maksud ucapan pria ini? Apa seharusnya ia nyaman? Ceisya menggigit bibir. "Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Ceisya. "Tatto Anda ... rasa-rasanya aku ingat pernah melihat ini. Apa Anda pernah datang ke pesta ulang tahunku tahun lalu?" Pria itu menunduk menatap Ceisya tajam. "Kenapa aku harus datang ke pesta ulang tahunmu? Apa kita saling kenal?" ucapnya dingin. Sialan! Ceisya tahu diri kalau ia tidak sepenting itu, harus dikenal oleh orang sehebat CEO ZALcorp. Tapi apa pria itu tidak sadar bahwa ia sudah merendahkan Ceisya barusan? Atau mungkin sengaja? "Syukurlah kita tidak pernah kenal," balas Ceisya ketus. Jawaban itu spontan membuat Rion mendengus tertawa. Ia tidak menyangka Ceisya akan membalas tajam kata-katanya. "Aku rasa aku sudah pernah memperkenalkan diri. Tapi, baiklah, aku akan mengulangnya sekali lagi." Pria itu menatap Ceisya dengan lebih lembut. "Namaku Zekrion Laith. Kamu bisa panggil aku Zeek kalau mau." Rion memiringkan kepala, menunggu Ceisya memperkenalkan dirinya. "Namaku Ceisya Reyes." "Reyes ..., uhm ... rasa-rasanya aku pernah mendengar nama itu," Rion menggumam seakan berpikir. "Tapi sudahlah. Bukan kenalan dekat," tukasnya. Ia kembali melirik Ceisya yang hanya diam tanpa membantah atau menjelaskan apapun. Tidak juga tentang dirinya sebagai putri mahkota pengusaha ternama yang belum juga bangkrut. Sialan! Apa sekuat itu doa gadis itu buat Daddynya? Rion tadi sempat mendengengar obrolan Ceisya dengan Dadddynya. Beruntung sekali iblis kep*rat itu memiliki putri layaknya bidadari. Doa gadis ini seakan menjadi perisai buat Adam Reyes. Harusnya dua tahun lalu pria itu sudah habis! Rion menggeram kesal, membuat Ceisya tersentak, ingin menarik tangannya dari genggaman Rion. Tapi Rion menahannya. Memangnya semudah itu melepaskan diri dari cengkeramannya, hum! Rion kembali memamerkan senyumnya. Ceisya tenang kembali. Tadi ia sempat mengira Rion marah padanya. Ekspresi pria itu tampak mengerikan. "Jadi, apa jurusanmu di Kampus ini, Nona ... boleh aku memanggilmu Ceisya saja?" Ceisya mengangguk. Sepertinya pria ini tidak sesinis yang ia kira. "Saya jurusan Desain Interior." "Wow ... menarik." "Boleh aku bertanya, kenapa lambang ZALcorp yang dulunya elang, diganti dengan burung hantu?" Rion tersenyum tipis. Ternyata gadis ini mencari tahu banyak hal tentang perusahaannya. "Hmm ... burung hantu, ya." Apa harus ia menjelaskan ini? Rion menatap wajah penuh rasa ingin tahu Ceisya. Gadis itu tampak benar-benar polos. Benarkah? Kembali Rion teringat teman-teman Ceisya yang kebanyakan lelaki. Rion mendengus. Ia yakin Ceisya pasti sudah kehilangan ciuman pertamanya sejak lama. Rion berdehem, menetralkan wajahnya yang mulai memanas. "Sebenarnya itu adalah Bubo bubo atau eagle-owl atau burung hantu elang atau disebut juga Uhu. Jadi masih ada kemiripannya dengan elang. "Sudah menjadi pendapat umum, burung hantu sebagai simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan." "Cuma itu?" "Tidak. Berdasarkan mitos berbagai negara, seperti Yunani, burung hantu dipercaya sebagai sosok pelindung yang menjadi simbol Athena Dewi Kebijaksanaan. Burung hantu juga jadi lambang sihir dan pesan penyihir. Penanda kematian dan penghisap roh. Sangat misterius. Tapi bagi ZALcorp sendiri, burung hantu lebih ke simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Juga ... menjadi silent predator (pemangsa diam) karena burung hantu bisa terbang tanpa mengeluarkan suara." "Artinya, dibalik kebijaksanaan itu, tersimpan jiwa pemangsa." Ceisya terkekeh. Rion mendengus. "Jenius," tukas Rion. "Tapi bukan seperti itu konsepnya." Ceisya terkikik. Rion ikut tertawa menggelengkan kepala. Meski sebenarnya ucapan Ceisya memang ada benarnya. Selama ini inovasi ZALcorp memang banyak mematikan langkah para pesaingnya. "Siapa yang biasanya dimangsa eagle-owl ZALcorp?" Ceisya menatap penasaran pria jangkung di sebelahnya. Pria ini bukan hanya tampan, tapi penuh dengan wawasan dan sepertinya enak diajak berdiskusi. Sayangnya ini mungkin obrolan mereka yang pertama dan terakhir. Jadi ... manfaatkan saja momen ini. Mungkin nanti pria ini akan melupakannya begitu saja. Rion menyipitkan matanya menatap Ceisya. "Mangsa ZALcorp tentu saja pesaing tanpa inovasi spektakuler." Namun mangsa Zekrion adalah kamu dan keluargamu. "Sebaiknya kamu kembali ke ruangan. Jangan sampai kamu tertinggal banyak hal di dalam sana," ucap Rion menuntun Ceisya ke depan ruang simulasi. "Apa Anda tidak ikut masuk?" "Kenapa? Sudah merasa nyaman bersamaku?" cetus Rion tersenyum mengejek. Ceisya mengerucutkan bibirnya. Pria ini terbukti arogan dan punya tingkat percaya diri diatas nalar. "Aku cuma basa-basi," balas Ceisya. Rion terkekeh. "Tenang saja, kita akan bertemu lagi segera. Jangan terlalu merindukanku," ucap Rion sambil membalikkan badan. Berjalan santai di koridor. "Cih! Siapa yang merindukanmu," omel Ceisya sebal. Ia membuka pintu ruangan, kemudian kembali melangkah ke bangkunya. Ketiga sahabatnya terlihat begitu asik dan sangat fokus. Senyum tersungging di bibir mereka. Ruangan ini memang seperti home theater atau bioskop. Ceisya memasang kembali Virtual Reality 3D Glasses (Kacamata virtual) dan kembali fokus pada hiburan di hadapannya. Game dengan teka-teki dengan bangun interior menarik dan penuh dengan misteri. Benar-benar sempurna, saat mereka mempelajari semua hal dan ketiga jurusan fakultas mereka mendapat komposisi yang seimbang dalam game ini. Ada desain interior dengan bentuk rumah dan tata ruang, desain komunikasi visual dengan penggambaran dan penempatan barang-barang serta karakter pelengkap, dan desain produk dari bentuk detail benda yang terdapat di dalam sana. Mereka seakan dibawa masuk ke dalam permainan. Dan lagi, game ini masih belum di rilis tetapi akan segera rilis dalam waktu dekat. Jadi mereka sangat beruntung karena mendapat kesempatan pertama mengetahui game yang rencananya akan dibuat versi PC dan mobile phone. Sangat menyenangkan. Ceisya memperhatikan beberapa simbol di dalam game. Bahkan tatto di tangan Zekrion juga tergambar dalam mural❦ dinding. Hanya saja di atas pedang itu bertengger burung hantu hantu elang yang tengah merentangkan sayapnya. Perasaan Ceisya menjadi sedikit tidak nyaman. Mansion di dalam game ini, membuatnya sedikit merinding. Seakan dejavu❦. . . . ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ STICKY NOTES : ============= ⠀ ❦ Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. ⠀ ❦ Déjà vu, dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat", adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN