Bab 19. Malam Panas

1307 Kata
Happy Reading. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, waktu yang sudah sangat larut untuk digunakan berbincang-bincang di kursi depan. Oleh karenanya saat ini Reza dan Claudia pun sudah berpindah ke dalam kamar, mereka juga sudah menggunakan pakaian tidur mereka masing-masing. Sama seperti sebelum-sebelumnya, tubuh Reza memang selalu terasa panas dingin ketika melihat bagaimana Claudia setelah menggunakan gaun tidur di hadapannya. Kemolekan tubuh dan kecantikan wajah yang dimiliki oleh Claudia benar-benar membuat Reza harus menelan ludahnya dengan susah payah, seberapa keras pun dia mencoba untuk tidak menoleh menatap wajah sang istri, namun tetap saja Reza tidak bisa melakukannya. "Sial! Kenapa tubuh Claudia selalu terlihat menggodaku seperti ini, kalau terus seperti ini, aku tidak yakin aku akan bertahan dengan menahan gejolak aneh setiap kali berdekatan dengan Claudia," gumam Reza dalam hatinya, hanya saja pria itu berusaha bersikap senormal mungkin di hadapan Claudia. "Clau, tidurlah di hadapanku dan menatap lah ke arahku," ucap Reza sambil mempersilahkan wanita itu melakukan apa yang dia katakan. "Kenapa, Mas? Sepertinya ada yang sedikit berbeda denganmu," sahut Claudia dengan kedua alis yang mengernyit menatap ke arah suaminya. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin tiduran berhadapan denganmu saja. Memangnya tidak boleh kalau kita melakukan semua itu, kita kan sudah resmi menjadi suami istri, jadi seharusnya apapun yang aku lakukan kepadamu itu bukan suatu masalah kan?" Bermaksud untuk menuruti keinginan Reza terhadapnya, hanya berbaring dengan posisi saling berhadapan, apa susahnya?! Perlahan, Claudia pun mulai melakukan apa yang diinginkan oleh pria itu. Dia melangkahkan kakinya mendekati Reza dan kemudian naik di atas ranjang di sampingnya, kedua mata mereka saling berhadapan, menatap satu sama lainnya. "Jadi, ayo ceritakan sedikit tentang kamu kepadaku!" Claudia mendongak menatap wajah Reza dengan sorot mata penuh tanya, dia tidak mengerti apa yang menjadi maksud perkataan Reza. "Ceritakan tentang apa?" "Ceritakan kepadaku tentang masa lalumu, aku ingin tahu sebelum kamu menjadi istriku, apa kamu pernah menjalin hubungan dengan orang lain, aku juga ingin tahu bagaimana kisah cintamu sebelum kamu menikah denganku," ucap Reza, lagi. Entah kenapa secara tiba-tiba dia merasa begitu penasaran dengan kisah Claudia sebelum mereka bersama, apalagi selama ini dirinya memang sering mengabaikan perempuan itu dan tidak menganggap keberadaannya. Reza tiba-tiba saja merasa sangat ingin mendengar dan mengetahui segala sesuatu tentang Claudia, perempuan yang sudah menjadi istrinya selama beberapa bulan terakhir. "Ceritakan tentang apa, Mas? Lagi pula aku sama sekali tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun sebelum menikah denganmu, memang ada beberapa orang laki-laki yang pernah menyatakan cinta kepadaku, akan tetapi tidak ada satupun di antara mereka yang berhasil membuat aku jatuh cinta dan menerima mereka menjadi kekasihku." "Benarkah?" tanya Reza tidak percaya. Claudia terlihat berpikir. "Ah, aku ada cerita sedikit lucu, sih. Dulu aku pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki ketika masih duduk di bangku kuliah. Sebenarnya saat itu dia memaksa dan akhirnya aku menerimanya, sayangnya aku menjalani semua itu tanpa memiliki rasa cinta kepada dia, aku hanya ingin terlihat sama seperti teman-temanku yang lain yang memiliki hubungan dengan seorang pria, yah intinya saat itu semuanya sudah pada memiliki kekasih." Claudia terkekeh mengingat hal tersebut. Sejujurnya laki-laki itu cukup menarik dan tampan, tetapi yang namanya tidak suka yang harus bagaimana? "Hahaha, jika mengingatnya terkadang aku merasa lucu dengan tindakanku sendiri. Tetapi setelah kami sama-sama lulus kuliah, aku dan dia pun sama-sama menyudahi hubungan kita dengan bertekad akan fokus dengan karir kita masing-masing." Reza hanya tersenyum simpul, meskipun begitu dia senang mendengar Claudia yang mau terbuka dengan masa lalunya. "Setelah itu, apakah masih ada laki-laki lain yang singgah di hatimu?" Claudia menggeleng. "Tidak, setelah lulus aku fokus bekerja dan bekerja sampai usiaku setua ini. Mungkin karena orang tuaku kasihan padaku, sampai setelahnya ayah dan kakekmu menjodohkan kita berdua dan aku menerimanya, kita menikah dan kemudian menjalani kehidupan berumah tangga seperti yang kamu tahu sekarang," jawab Claudia sambil sesekali melihat ke atas langit-langit kamar, seakan dia sedang mengingat sesuatu yang pernah terjadi di masa lalunya sebelum bertemu dengan Reza lalu menjadi istrinya. "Lalu ketika sudah menikah denganku, apakah kamu juga menjalani pernikahan ini tanpa cinta seperti yang kamu lakukan dengan seorang pria di masa lalumu itu?" tanya Reza spontan. Claudia benar-benar terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh Reza, dia tidak menyangka sosok laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama satu tahun ke belakang itu tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang yakin untuk dijawab olehnya. "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu kepadaku, Mas?" "Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu bagaimana perasaan istriku sendiri kepada diriku selama ini. Jadi, apa kamu mencintaiku Claudia?" Claudia tidak menjawab dengan jelas pertanyaan yang diajukan oleh Reza terhadapnya, perempuan itu hanya diam mematung sambil menatap wajah laki-laki yang menjadi suaminya itu dengan dalam. Seolah dia menginginkan agar Reza mencari tahu jawaban yang dia inginkan itu dari tatapan matanya yang begitu dalam terhadap pria itu. "Ya, sejak awal aku sudah menyukai mu, Mas. Bahkan mungkin aku sudah jatuh cinta, tetapi perasaan cinta itu kau kandaskan sebelum berkembang," jawab Claudia hanya dalam hati. Tentu dia tidak bisa menjawab itu langsung kepada Reza. Reza tersenyum saat menatap mata Claudia, dia tahu apa yang di rasakan oleh Claudia terhadapnya. Tatapan mata itu tidak bisa membohongi. Hingga secara perlahan Reza mengangkat tangannya dan mengarahkannya mendekati wajah Claudia, menyentuhnya dan membelai wajah Claudia dengan begitu lembut dan pelan. Wajah itu begitu mulus sempurna. "Kau cantik, Clau," bisik Reza membuat wajah Claudia bersemu merah. "Mas—" "Aku baru sadar kalau di atas bibirmu sebelah kiri ada tahi lalatnya. Kecil sekali, kalau tidak diperhatikan pasti tidak kentara," sela Reza menyentuh tahi lalat Claudia. Menguap bibir ranum sang istri yang malam ini terlihat begitu menggoda. Tidak hanya itu saja, Reza juga mulai memajukan kepalanya mendekati wajah Claudia dan kemudian mengecup bibir wanita itu dengan begitu lembut. Claudia mematung, tubuhnya menegang dan Reza tahu akan hal itu. Reza membuka bibirnya untuk mengulum bibir bawah Claudia yang padat, membuat Claudia menutup matanya dengan jantung yang berdebar kencang. Reza mencium bibir Claudia semakin intens, membelai pipi wanita yang sudah cukup lama menemaninya itu, tetapi tidak pernah dia melakukan sesuatu kepadanya, padahal dia halal bagi Reza "Aku tidak menyangka ternyata bibir Claudia rasanya begitu manis dan lembut," gumam Reza dalam hatinya, pria itu terus menciumi bibir Claudia dan tiba-tiba saja dia langsung merasa candu serta ingin melakukannya lagi dan lagi. Sementara Claudia sendiri hanya mampu memejamkan mata, mematung karena terkejut dengan apa yang dilakukan suaminya secara tiba-tiba itu, ciuman yang adalah ciuman pertamanya itu kini telah resmi diambil oleh Reza sebagai suaminya yang sah. "Eumh, Claudia! Maafkan aku," ucap Reza setelah menyadari bahwa Claudia tidak merespon ciumannya, pria itu menatap wajah sang istri dengan perasaan bersalah. Akan tetapi perasaan bersalah tersebut seketika langsung hilang dari dalam hatinya ketika dia mendengar perkataan Claudia setelahnya, perempuan itu berkata. "Kenapa harus meminta maaf, Mas! Kamu adalah suamiku dan kamu halal melakukan apapun terhadap tubuhku." Saat itu juga Reza langsung mendongak dan menatap kedua bola mata Claudia, mencari kesungguhan dalam perkataan wanita itu. Sampai kemudian Reza kembali memajukan wajahnya dan kembali mencium bibir Claudia, kali ini Claudia tidak lagi diam seperti tadi, perempuan itu membalas ciuman yang dilakukan oleh Reza terhadapnya meskipun masih benar-benar terlihat amatiran. Udara di kamar itu semakin panas, keduanya terengah bahkan kini Reza sudah mulai melakukan gerakan lain terhadap tubuh Claudia. Pria itu mulai menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh Claudia dan perempuan itu sendiri pun juga tidak menolak, Claudia menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Reza terhadapnya dan membuat Reza semakin beringas untuk menyerangnya. Reza membuka piyama Claudia dan tersaji begitu indah tubuh istrinya di depannya. Hasrat Reza semakin tidak bisa ditahan. Dia benar-benar ingin memiliki Claudia seutuhnya. "Bolehkah malam ini aku meminta hak ku, Claudia?" "Lakukan, Mas." Menit demi menit berlalu dengan cepat dengan sentuhan-sentuhan panas yang dilakukan Reza terhadap tubuh Claudia, sampai pada akhirnya malam itu terjadilah sesuatu yang belum pernah mereka lakukan selama ini. Ya, malam itu Claudia menyerahkan kesuciannya kepada Reza, suaminya. Mereka juga melakukannya hingga beberapa kali sebelum pada akhirnya mereka berdua sama-sama tumbang dan terlelap karena kelelahan. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN