Inneke mendekat ke arah Surti karena wanita itu tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Ini untuk siapa, Bik?" Inneke kembali mengulang pertanyaan yang sama. "Ini untuk Hanum, nyonya." "Hah, lihatlah, lagaknya sudah seperti tuan putri, makan pun sampai harus diambilkan," Inneke berbicara dengan suara yang keras. Sengaja ia lakukan itu adar Hanum mendengarnya. "Ini perintah Tuan Muda, Nyonya," jawab Surti sedikit memberi pembelaan untuk Hanum. Mata Inneke menyipit. Ia memastikan kejujuran Surti. "Hah, terserahlah. Aku sampai tak jadi makan malam gara-gara dia, dan sekarang justru dia yang harus dilayani." Inneke dengan kesal kembali ke kamarnya. Hanum merasa sangat bersalah pada Surti. Karena dirinya, Surti sampai harus dimarahi. Ia juga merasa tak pantas mendapatkan perlakuan seper