Prolog.

331 Kata
"Ummi." Seorang pria berdiri terpaku saat melihat seorang anak kecil berteriak dan memanggil wanita berhijab syar'i yang saat ini tengah dipandanginya. Hatinya luluh lantak saat menyaksikan pemandangan itu. Wanita yang selama ini sangat ia rindukan, akhirnya bisa bertemu kembali setelah sekian lama ia mencarinya. Senyum yang semula berkembang menghiasi bibirnya, perlahan menciut berganti dengan keterkejutan saat melihat bocah yang perkiraan usianya empat tahunan berlari ke arah wanita itu. Kebahagiaan dalam hatinya yang semula terasa seperti baru saja menemukan permata yang hilang, kini berganti dengan beribu tanya di benaknya. Atensinya masih terus menatap wanita berhijab syar'i itu. Pemandangan dan perubahan yang sangat berbeda dengan perjumpaan mereka untuk yang ke terakhir kalinya. Wanita itu, kini terlihat lebih ayu dengan busana yang menutupi lekuk tubuhnya. Wajah ayunya menyiratkan kelembutan dan keteduhan, saat ia mengambil bocah lelaki yang baru saja memanggilnya ke dalam dekapan. Kebahagiaan yang dirasakan pria itu berganti dengan ribuan tanya saat ia melihat seorang lelaki berjalan di belakang bocah lelaki itu dan mendekat ke arah si wanita. Rindu yang ia pendam selama lima tahun ini, terasa menyesakkan dadanya. Namun, takdir pertemuan mereka, terasa seolah ini akan menjadi babak baru takdir yang bahkan kali ini pun tampaknya tak memihak dirinya. Dialah Revan Baskara, lelaki berusia tiga puluh tiga tahun yang sekali lagi harus menelan pil pahit dan penyesalan dalam hidupnya, karena kesalahan di masa lalunya yang telah menyia-nyiakan wanita bernama Hanum Swastika. Sejenak pikirannya kembali mengingat perbuatannya pada sang mantan istri. Di mana, perbuatan kasar yang ia lakukan, karena kebenciannya yang mendalam untuk wanita itu. Kini, semua berbalik padanya. Kepahitan yang dulu dirasakan oleh Hanum, berbalik menyerang hatinya. Semua karena kesalahannya. Ia yang lebih percaya dengan fitnahan yang datang dari orang asing. Itu semua karena kebencian yang menggunung di hatinya Setelah semuanya hilang, barulah hubungan itu terasa berarti. Apakah setelah lima tahun perpisahan mereka, Hanum benar-benar sudah menikah dengan lelaki lain? Ataukah anak lelaki itu adalah putra dari Revan? Dapatkah mereka kembali bersatu, merajut cinta yang bahkan benang-benangnya sudah kusut dan sulit diurai?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN