18. Hadiah Ranu Untuk Baek Hyun

1922 Kata
“BYUUUUURRRRRR ...” deburan air mengagetkan segenap orang yang berada di sekitar kolam itu. Seakan ada bom yang meledak, air kolam itu menerjang ke segenap penjuru membasahi semua yang berada di sekitar kolam. “Itu hadiah selamat datang dariku untukmu ... Baek Hyun,” ujar Ranu seraya berlalu dari sana. * “Apa itu tadi?! Seperti ada yang jatuh dari atas,” kata salah seorang di antara mereka sebelum menyadari sesuatu sedang tenggelam di dasar kolam. “Apa itu!” Pekik yang lainnya. “Sepertinya itu orang! Ada orang di dalam kolam!” Teriaknya histeris. Seketika terjadi kepanikan di sana. “Apa yang terjadi!? Bagaimana dia bisa jatuh ke sana!?” Sebagian dari mereka melihat ke atas, tapi tak menemukan kejanggalan apa pun di sana. Salah seorang staf pria akhirnya menceburkan diri menyelamatkan sosok di dalam kolam tadi, lalu membawanya ke permukaan. “Kenapa dia terlihat seperti Hana?” Tanya yang lainnya. “Itu memang Hana!” Pekik yang lain saat melihat perempuan yang kini dibawa ke pinggir kolam. “Dia masih bernafas! Cepat bawa ke rumah sakit!” Hana akhirnya diangkat dan di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil. * “Di mana Baek Hyun dan yang lainnya?” Tanya Xiumin pada Kai yang turut tercengang menyaksikan kejadian itu. “Mereka di dalam,” jawab Kai dengan raut muka yang nampak tegang. “Aku akan memberitahu Baek Hyun dulu.” Xiumin berlarian masuk ke dalam vila itu. Di ruang tengah, Baek Hyun sedang berbaring sambil menonton televisi. Xiumin buru-buru menghampirinya dan memberitahukan insiden yang dilihatnya tadi. Tapi penjelasan Xiumin yang tak akurat membuat reaksi Baek Hyun biasa saja. Pria itu hanya bangun dan duduk santai menjawab perkataan Xiumin. “Bagaimana dia bisa jatuh? Bukannya dia sedang berada di kamarnya?” “Justru itu. Sepertinya dia jatuh dari sana.” “Apa maksudmu?! Kau tidak sedang bercanda bukan?! Kamarnya di lantai 3!!” Suara Baek Hyun terdengar meninggi. “Itulah yang terjadi. Tidak mungkin ia tiba-tiba meloncat ke kolam dengan semburan air yang setinggi itu. Aku juga tidak melihatnya di pinggir kolam sejak kami di situ.” Baek Hyun benar-benar terkejut dan panik kali ini. “Ke mana mereka membawanya?” “Mereka membawanya ke Rumah sakit” “Rumah sakit mana!?” Tanya Baek Hyun tak sabar. “Aku juga tidak tahu. Coba kau tanya yang lainnya.” “Aaarrrggggghhh!!” Teriak Baek Hyun frustrasi. Pria itu beranjak dari sana dan berlarian keluar. “Ada apa?” Kenapa begitu ribut di luar?” Tanya Suho yang baru muncul di sana. “Hana dibawa ke rumah sakit. Ia terjatuh dari kamarnya di lantai 3.” “Apa!? bagaimana bisa!?” “Aku juga tidak tahu. Itu terjadi begitu saja. Tidak satu pun orang yang tahu jelas kejadiannya.” “Ke rumah sakit mana dia dibawa?” “Aku juga tidak tahu. Sebaiknya kau hubungi mereka yang membawanya.” *** Hingga hari ke tiga, Hana tak kunjung bangun dari koma yang dialaminya akibat jatuh dari ketinggian dan tenggelam di kolam. Khawatir dan cemas akan keadaan Hana, Baek Hyun tidak menyadari kalau dirinya sudah keluar dari batas yang seharusnya ia jaga, agar hubungan mereka tak tampak di depan orang lain. Suho memaklumi itu dan tak berniat mencegahnya. Ia paham betul seberapa besar arti Hana bagi Baek Hyun. Gadis itu adalah satu-satunya yang tersisa baginya sebagai sosok yang selalu ada menemaninya hidup dari kecil. Hana adalah saksi perjuangannya dalam bertahan hidup hingga menjadi seperti sekarang, dan perempuan itu, kini terbaring lemah tanpa daya. Suho bisa melihat dan merasakan ketakutan Baek Hyun. Namun, sahabatnya itu berupaya menegarkan diri. Ia masih sanggup bersikap profesional dengan pekerjaannya. Bahkan masih bisa fokus dengan latihannya meski satu-satunya perempuan yang ia cintai di dunia ini sedang terbaring tak sadarkan diri, dan belum pasti kapan akan bangun kembali. “Ayo … kita harus ke bandara sekarang. Biarkan Yura yang mengurusnya untukmu,” tegur Suho seraya merangkul pundak sahabatnya itu. “Kalian di sini?” Sapa Yura yang kebetulan baru datang. “Iya, tapi sekarang kami harus pergi. Titip teman kami ya,” pinta Suho. “Tenang saja. Kami yang di sini akan mengurusnya dengan baik secara bergantian. Hana teman kami juga kan?” “Yura, kabari aku segera bila ia bangun,” pesan Baek Hyun sebelum pergi. “Eum ... Aku akan mengabarimu segera.” *** Setelah insiden jatuhnya Hana ke dalam kolam, isu mengenai Baek Hyun yang menjalin hubungan diam-diam dengan salah satu staf di agensi mulai merebak. Berita itu diperkuat dengan bukti foto Baek Hyun yang terlihat beberapa kali mendatangi rumah sakit tempat Hana dirawat. Muncul pro dan kontra di kalangan penggemar dan non penggemar. Kebanyakan dari mereka tidak mempercayai berita itu dan menganggap Baek Hyun hanya ingin menunjukkan kepedulian pada stafnya. Ada pula yang mempercayai dan mendukung, namun ada pula yang terang-terangan menolak. Tapi Baek Hyun memilih tidak menanggapi berita tersebut. Agensinya juga melakukan hal serupa. Selama kabar itu masih bisa ditanggapi dengan cerdas oleh orang-orang yang berpikir positif. Agensi merasa tak perlu memberikan klarifikasi. *** “Hana, kau sudah sadar?” Yura terkejut saat secara perlahan perempuan itu mulai membuka matanya. Kondisinya yang lemah membuatnya tak mampu menjawab pertanyaan Yura saat itu. “Tunggu di sini. Aku akan memanggil dokter untukmu.” * “Dia sudah bangun?” Suara Baek Hyun terdengar kegirangan saat Yura menghubunginya lewat telepon. “Iya, dokter baru memeriksanya. Tapi kondisinya masih lemah dan belum bisa diajak bicara. Dia hanya bisa merespons sedikit. Dia bahkan tak mampu mengatakan apa pun saat aku menanyakan keadaannya.” “Tidak apa. Aku akan sibuk dua hari ke depan. Esoknya kami akan kembali dan aku akan langsung ke sana menjenguknya.” “Apa itu tak akan menimbulkan prasangka lagi. Gosip tentangmu dan Hana baru saja mereda. Tidak bisakah kau menunggunya sampai benar-benar pulih?” “Kita lihat saja nanti … tolong jaga Hana untukku.” “Kata-katamu terdengar tak biasa. Tenang saja. Aku akan menjaga sahabat kecilmu itu dengan baik.” “Terima kasih Yura.” *** Kondisi Hana berangsur membaik keesokan harinya. Perempuan itu bahkan sudah bisa duduk dan makan seperti biasa. Hanya wajahnya yang terlihat sayu, seakan ada sesuatu yang sedang membebani pikirannya. “Kau kenapa?” Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kau bisa terjatuh seperti itu?” “Yura … sepertinya di masa lalu aku memang pernah dekat dengan Baek Hyun. Aku memimpikan itu selama tidur. Dia marah dan memintaku pergi setelah ia mendapatiku hampir tidur dengan pria lain. Karena itulah kami sempat berpisah, dan baru bertemu lagi setelah sekian lama. Tapi, saat aku bertemu dengannya. Aku sudah tidak mengingatnya lagi.” “Hana … mungkin kau hanya terbawa mimpimu saja.” “Tidak, Ranu mengatakan hal yang sama padaku.” “Ranu? Kapan kau bertemu dengannya?” “Hari itu di vila … dia tiba-tiba sudah berada di kamarku. Dia mengatakan hal serupa dengan mimpiku. Tentang hubungan gelap kami yang didapati Baek Hyun, juga tentang Baek Hyun yang membuatnya masuk penjara.” “Jadi … jadi kau juga pernah berhubungan dengan pria itu?!” Tanya Yura terkejut. “Aku tak begitu mengingatnya, tapi kenyataannya seperti itu. Jika aku tidak pernah mengenalnya, bagaimana mungkin dia menemuiku di kamar itu, dan membicarakan hal yang hilang dari ingatanku.” “Lalu … bagaimana kau bisa jatuh dari balkon itu?” “Ranu melemparku dari sana,” jawab Hana seraya tertunduk. “APA?!!” Yura terperangah sembari menutup mulutnya sendiri. “Ranu melemparmu?! Tunggu bukankah seharusnya dia mendekam di penjara. Kapan dia bebas?” “Aku tidak tahu.” “Hana ... ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus melaporkannya ke polisi. Kau tenang saja dan tak perlu takut ya?” *** Baek Hyun berlarian di lorong rumah sakit dan menemui Yura yang tampak cemas setelah mengetahui Hana sudah pergi dari sana. Wajar saja perempuan itu khawatir. Ia takut Ranu akan menemui Hana dan kembali mencelakai gadis itu. “Bagaimana dia bisa pergi?” “Aku juga tidak tahu. Saat aku kembali ke kamarnya, kamarnya sudah kosong.” “Apa dia mengatakan sesuatu sebelumnya.” “Kami berbicara banyak kemarin. Apa kalian memang benar-benar pernah pacaran?” “Dia sudah mengingatnya?” “Sepertinya begitu. Dia bilang hubungan kalian berakhir setelah kau memergokinya bersama Ranu …” Yura tak melanjutkan kata-katanya. Meski demikian Baek Hyun paham maksud Yura. Hal itu jelas dari wajahnya yang terkejut. “Aku harus mencarinya,” ujarnya seraya berlalu dari sana. * Pikiran Baek Hyun diliputi kepanikan dan kegelisahan. Hana pergi begitu saja setelah mengetahui masalah yang terjadi di masa lalu antara keduanya. Hana tahu hubungan mereka sudah berakhir karena ia sendiri pernah meminta Hana pergi. Mungkin karena itulah Hana menghilang sekarang. “Akh ...” Baek Hyun memijit kepalanya yang mulai pusing karena serangan panik. “Bagaimana kalau Hana meninggalkannya lagi? Tidak! Ia tidak boleh membiarkan itu terjadi lagi.” Pria itu mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi Hana. “Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif …” “Aaarrggh!!” Keluhnya frustrasi. * Baek Hyun tiba di kontrakan Hana dan langsung berlari masuk menuju kamarnya. Tapi sesampainya di sana, pintu kamarnya terkunci. “Hana ...” panggil Baek Hyun sambil mengetuk-ngetuk kamar itu, namun tak ada jawaban sama sekali. “Hana … kau di dalam?” Tanyanya lagi. “Tidak ada orang di dalam. Dia sudah lama tidak kembali,” kata seorang pria yang tinggal di sebelah kamar Hana. “Akh ... iya, terima kasih. Maaf sudah mengganggumu.” “Tidak apa.” “Apa mungkin ia kembali ke rumah lamanya?” Pria itu bergegas ke sana, namun sekali lagi ia tak menemukan Hana di sana. “Hana tidak pernah kembali ke sini lagi setelah kunjungannya sekitar 2 bulan yang lalu. Cobalah kau datangi tempat kerjanya. Mungkin teman-temannya tahu keberadaannya.” Celen memberi saran. “Baik … terima kasih. Aku akan ke sana menanyakannya.” * Baek Hyun mengikuti saran Celen untuk bertanya pada teman-teman Hana di tempat kerjanya yang lama. Ia langsung menemui Hanta yang pernah berbicara dengannya beberapa tahun yang lalu. Tapi gadis itu juga tak mengetahui apa pun. “Dia memang pernah ke sini untuk mendapatkan pekerjaan. Kami sempat terkejut mengetahui kalau dia pernah kecelakaan dan kehilangan ingatannya. Aku juga sudah mengatakan kalau kau pernah mencarinya, tapi setelah hari itu kami tidak pernah bertemu lagi,” ujar Hanta memberikan penjelasan. Baek Hyun hanya mengangguk. “Apa kau tahu ke mana kira-kira dia pergi?” Gadis itu menggeleng. “Setahuku, hanya kamilah teman-temannya. Kenapa kau tidak mencoba menghubunginya?” “Ia tidak mengaktifkan handphonenya. Aku harus pergi mencarinya lagi. Maaf mengganggumu.” “Tidak apa. Semoga kau bisa menemukan Hana.” Baek Hyun mengangguk. “Terima kasih,” ujarnya seraya berlalu. * “Jika aku tak menemukannya di sini, mungkinkah ia kembali ke kota itu, atau mungkin ia kembali ke kota asal mereka waktu kecil dulu?” Malam sudah larut. Baek Hyun memilih kembali ke apartemennya untuk menenangkan diri di sana. Ia juga sangat lelah dan putus asa. Tepat seperti yang pernah ia duga dulu, inilah yang ia takutkan bila Hana tahu permasalahan di masa lalunya. Gadis itu kembali menghilang darinya. Baek Hyun masuk ke dalam dengan perasaan yang menyesak di dadanya. Pria itu akhirnya berbaring, memejamkan matanya di sofa ruang tengah apartemennya. Seharian ini ia juga tak makan dan minum sama sekali. Tubuhnya tak sanggup lagi melakukan apa pun saat ini. Ia lelah, lemah, sedih, juga putus asa. Hana yang berdiri di sana menatapnya bimbang. Baek Hyun tampak sangat kelelahan sampai harus berbaring di sana. Ia jadi tak tega mengusik pria itu, walau sekedar menanyakan tasnya yang berisi handphone dan kunci kamarnya yang tertinggal di dalam mobil Baek Hyun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN