Sangat beruntung, ruang kerja Zinnia saat itu tidak dikunci, sehingga kedua bocah kecil itu bisa masuk degan sangat leluasa. "Bara, di sini gelap. Aku tidak bisa melihat dengan jelas," bisik Angkasa seraya menempelkan telapak tangannya di dinding mencari saklar lampu. "Aku juga nggak tahu di mana switch lampu ruangan ini." Ambara ikut menggapai permukaan dinding, melakukan hal yang sama seperti Angkasa. "Itu dia, Kasa!" Ambara berseru girang, tatkala kedua netranya samar-samar melihat sebuah saklar yang menempel pada dinding. Namun, letak benda tersebut cukup tinggi, tidak terjangkau oleh tubuh pendek dua bocah itu. "Pakai ini, Bara!" Dengan seluruh tenaganya, Angkasa mendorong sebuah kursi ke dekat posisi Ambara. Dibantu bias samar cahaya lampu yang masih menyala di ruang tengah, dia