Hana merangkul pundak Zinnia, menuntunnya ke kamar dan keduanya sama-sama duduk di tepi tempat tidur. "Sekarang ceritakan sama Aunty, apa yang sebenarnya terjadi, Zinnia? Siapa laki-laki yang sudah membuatmu seperti ini?" Dengan suara lembut, tetapi penuh penekanan, Hana bertanya. Dia berharap Zinnia tidak akan bersedia berkata jujur tanpa menyembunyikan apapun darinya. "Ini semua kesalahanku, Aunty. Aku hanya memikirkan kesenangan sesaat, tanpa memedulikan resiko jangka panjang yang harus aku tanggung sendiri." Zinnia terus terisak, menyesali semua kesalahan yang telah dia lakukan. "Selama tinggal di Indonesia dan setelah Daddy Elliot meninggal, aku selalu merasa kesepian, Aunty. Sebagai wanita yang pernah menyandang status sebagai seorang istri, aku tergoda ingin merasakan sentuhan se