"Uhm ... lebih cepat ...." Nathan melakukan sesuai keinginan Angeline. Matanya tidak lepas menatap wajah si wanita yang merona dengan ekspresi menggoda. "A–aku hampir ...." "Tunggu aku, Baby Girl," bisik Nathan. Dia membungkuk dan memeluk erat. Angeline menancapkan kukunya di punggung Nathan saat gelombang puncak menerpa. Rohnya seolah meninggalkan raga untuk beberapa detik. Denyut kehidupan mereka berdua menemukan keselarasan dalam waktu yang teramat singkat tersebut, kemudian keduanya rebah kehabisan tenaga. "Pengaruh obatnya cukup kuat. Kamu baik-baik saja?" tanya Nathan. Angeline mengangguk lemah. "Istirahatlah. Kita sudah melalui hari yang panjang." Nathan membelai wajah si wanita. "Nathan ... Kamu terluka." Tangan Angeline gemetar menyentuh pelipis kiri lelaki itu. Darah yang