"Serius sedikit!" seru Angeline. Nathan tidak merespon pancingan itu. Sejak tadi dia hanya menghindar dan menangkis. Tenaga Angeline memang tidak sekuat lelaki, tapi emosi membuatnya menjadi lawan yang menyulitkan. Beberapa waktu kemudian Angeline berhenti. Nafasnya terengah dan wajahnya sedikit pucat dibanjiri keringat. "Puas?" Nathan tersenyum. "Belum!" sergah wanita yang sedikit lagi mencapai batas ketahanannya. "Masih mau dilanjutkan?" Angeline melengos, "Malas lihat mukamu." Suara tawa yang menyenangkan keluar dari mulut Nathan, "Sudahlah. Kalau mau besok baru kita lanjutkan. Aku tidak mau melihatmu cedera." Tanpa mempedulikan lelaki itu Angeline menghampiri samsak. Dia tahu tubuhnya sudah lelah, tapi hatinya masih resah gelisah dan emosi negatif harus dituntaskan supaya dapat