"Pak, bisa tidak makan dengan normal? Saya tidak nyaman diperhatikan seperti itu," sergah Angeline. "Tidak bisa," sahut Nathan asal. "Saya pindah meja deh." Angeline benar-benar mengangkat piringnya dan berdiri. "Stop. Mau ke mana?" "Cari meja lain." "Aku ikut." Nathan berdiri. Angeline merengut, kemudian kembali duduk. Malas sekali meladeni drama king ini di tengah restoran yang ramai. Dia melanjutkan makan sambil menunduk dalam-dalam, tidak lupa mengata-ngatai Nathan dalam hati. "Setelah makan siang kita masih perlu melanjutkan meeting. Kamu bantu aku memperhatikan Primus baik-baik," kata Nathan yang matanya tidak berhenti mengamati wanita di hadapannya. "Memperhatikan dia? Kenapa?" Angeline mengangkat wajah. "Lakukan saja seperti yang kusuruh." "Tanpa alasan? Tidak mau." "Ang