Langit pun melepaskan tangan Maaruna sampai dikamar, lelaki itu meletakkan kantung belanjaan pemberian Maruna di Sofanya, sementara Maruna mematung disana mengedarkan pandangannya di kamar yang didesain minimalis, superbrapi bisa dibilang teramat mewah dibandingan kamar yang ia tempati di rumahvatau dikamar sebelah itu. Tiba-tiba terputar ulang kali pertama ia dan Langit bertemu,“Ya Tuhan!” Seketika Maruna reflek menutup mata mengingat Langit yang kala itu keluar dari kamar mandi dan Ikatan handuknya terlepas. Langit di sisi meja menoleh pada Maruna yang berteriak, “Kenapa?”tatapan Langit menyelidik. Membuat Maruna tertawa malu, “Eh... Tidak! tidak ada apa-apa pak!” Maruna mulai mengamati sekitar lagi. Ia mulai melihat dinding-dinding dan semua barang disana,pasti dugaanya benar Langit
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari