13. Permohonan Aleta

1030 Kata

Dalam dekapan itu aku memejamkan kedua mata. Hangat napas dan kedua lengan kokohnya membawaku pada perasaan di mana aku tidak pernah mengalaminya. Rasa manis, dan cemas datang dalam waktu yang bersamaan. Aku takut, juga nyaman berada di dekapnya. Aku bingung, namun raga ini entah kenapa tak ingin jauh dari lelaki aneh ini. Pelan-pelan aku mengintip wajah tampan yang entah kenapa menurutku terlalu menawan. Sorot matanya yang teduh dan mendebarkan membuatku terdiam dengan kedua bibir terbuka. Gerakkan jakunnya yang naik turun, membuat kedua mata nakal ku ini mengerjap dengan menelan salivaku kuat-kuat. Dagunya yang runcing, mengundang tangan ku agar aku tahan setengah mati. Karena hati terus menggelitik, agar menyentuhnya. Sepertinya ia tahu aku menengadah, karena detik berikutnya ia t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN