Arjuna POV Aku membawanya ke belakang sekolah, dan menahan kedua tangannya di dinding sekolah. Dia adalah istriku, dia adalah milikku. Kenapa dia malah bercanda gurau dengan lelaki lain. "Apa kurang peringatan saya!" Aku tidak tahu, apakah aku terlalu jahat, atau memang telah membuatnya kaget. Gadisku mematung dengan kedua matanya yang memerah. "A-ar ... gu-" "Saat berdua, panggil saya yang mulia! Dan jangan gue-lo lagi!" Aku sungguh ingin dia menghormatiku dan menganggapku benar-benar suaminya. Menjauhi lelaki mana pun termasuk Rizki itu. "Y-yang mu-mulia, a-ada apa denganmu?" Manis sekalikan, kalau dia bicara seperti itu. Aku jadi tambah sayang sama dia. Lihat kedua mata indah itu terlihat terkejut dan malu-malu dengan kalimatnya sendiri. Aku sungguh sangat menyukainya. "Aku su
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari