"Maafin Papah, Mah. Mulai hari ini, Papah gak kerja." Aku hampir saja berjalan menuju dapur, kala mendengar suara Papah. Sedikit mengintip, aku melihat Papah dan Mamah duduk di kursi saling berhadapan. Mamah yang sedang membubuhi roti dengan selai pun terhenti. Mungkin Mamah kaget, mungkin juga bingung harus ngomong apa. Disaat semua serba mahal seperti sekarang ini, kami harus dihadapkan pada kondisi keuangan yang krisis. "Enggak apa-apa, Pah. Kita berjuang bersama-sama ya ..., lagian Aleta kan sudah besar. Dia sudah bisa jaga diri sendiri kalau kita tinggal kerja." Mamah memegang tangannya Ayah dengan tatapan kedua mata teduhnya. "Aku akan cari kerja, Papah tahu gak, kalau Pak Lurah, punya tempat pencucian mobil. Di sana nerima karyawan harian, jadi Mamah bisa kerja di sana. Gajihn