"Mau kemana?" Naya berdecak. Baru beberapa jam ia menyetujui dipersunting oleh Laksamana Latif, pria itu menjadi makin posesif. Hanya sekadar ke kantin saja ia bertanya. Bertanya atau tak rela ditinggal, Laksa? "Menyusul Ibu ke kantin. Tuan bicara sama Kris saja dulu. Begitu Ibu kembali, saya mau izin pulang. Saya masih ada kewajiban masak buka puasa terakhir." Jika Naya berdecak, Laksa terbahak tak percaya setiap mendengar kata 'Tuan' masih meluncur lancar dari mulut Naya. "Izinkan saya tetap menjadi Naya tukang masak, dan Tuan sebagai Tuan saya, sampai ijab qobul terlantun ya?" ------------ "Rame banget handphone kamu sepertinya." Kris terkekeh bangga tanpa menatap sang Tuan yang sedang bertanya. Mata Kris terfokus maksimal pada obrolan grup w******p gawangannya, bersama 2 asisten