Zara sudah berada di dalam sebuah bangunan kumuh. Para pria yang membawanya tadi telah meninggalkannya sendirian dengan mengikat tubuhnya pada sebuah kursi. Zara tidak bisa melihat sekitar, matanya telah ditutup. Air mata tumpah membasahi pipinya, seketika ia teringat saat-saat bersama suaminya. "Sayang, tolong aku," "Ya Tuhan, tolong aku." Dia terus berucap dalam hatinya. Tiba-tiba, terdengar suara pintu dibuka. Suara langkah kaki mendekatinya. "Siapa? Siapa disana?" Zara masih dalam ketakutan. "Hai sayang," Ambar membuka suara. Zara mendengar suara wanita, dia nampak terkejut. "Siapa kau? Apa maumu?" Zara semakin dibuat gugup. "Tenang sayang," ucap Ambar merasa terhibur melihat Zara ketakutan. Zara bergeming, dia pikir sekeras apapun dia bertanya orang di hadapannya tidak aka