57

1187 Kata

“Inget rumah ternyata.” Gawai yang awalnya berada di tangan Nean pun akhirnya kembali masuk ke dalam saku celanannya. “Sayang, kamu dari mana aja? Aku nyariin kamu.” Nean memegang bahu Lovinta lalu diguncangnya pelan, sebagai rasa khawatirnya. “Abis dari kamar Zenna. Aku kira kamu nggak inget jalan pulang,” sindir gadis itu tajam. Lalu Lovinta melenggang masuk ke dalam kamarnya. Suara dentuman keras yang berasal dari pintu yang dititup oleh Lovinta pun sukses membuat Nean terperanjat kaget. “Astaghfirullah,” gumam Nean sembari menghela napsnya pelan untuk menghilangkan amarahnya. Nean pun ikut masuk ke kamarnya dan mendapati Lovinta sudah berbaring di atas ranjang mereka. Nean membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum meluruskan kesalah pahaman yang terjadi. Lovinta mengub

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN