43

1116 Kata

Lovinta duduk termenung di kamar rawat Danial, gadis itu masih saja setia menatap sang papa yang terkapar tidak berdaya di atas berngkar rumah sakit. Hari gadis itu masih saja mencelos bila melihat wajah sang apa yang terlihat sangat pucat. Kesalahannya kali ini memang di batas kewajaran. Sang papa sakit juga karena disinya, begitulah otaknya selalu menyalahkan dirinya sendiri ketika melihat tubuh Danial terkapar tidak berdaya. “Pah, maafin Lovinta. Ini semua salah Lovinta, karena Lovinta papa jadi menderita dan harus sakit seperti ini,” gumam gadis itu dalam kesendirian. Saat Lovinta asyik dalam dunianya sendiri, tiba-tiba suara decitan pintu terdengar nyaring di telinga gadis itu dan membuatnya harus menengok siapa pelakunya. Ternyata Nean. Lovinta tersenyum manis ketika lelaki itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN