Ke dua wanita antara menantu dan mertua itu nampak saling memandang tajam satu sama lain mengeluarkan aura permusuhan di sana. sejak kedatangan Diah, wanita itu langsung membawa Edera ke suatu tempat yang sepi untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting. “Mama tidak ada hak untuk mengatur keputusanku!” Edera semakin berucap dingin kepada Diah yang selalu saja mencoba untuk mencampuri urusan pribadinya. “Hati kamu memang sudah terbentuk menjadi batu, Edera!” Diah semakin jengah menghadapai sikap Edera yang tidak pernah berubah, selalu memaksakan kehendaknya untuk kepentingannya sendiri. “Semua keputusan ada ditanganku mah, mas Danial juga udah setuju kok sama keputusan yang aku buat.” Perseteruan antara mertua dan menantu itu semakin panas ketika Edera membawa ikut serta Danial dal