“Lovinta, apa kamu sudah siap?” Lelaki bertubuh kekar dengan jas mahal yang melekat di tubuhnya itu berjalan ke arah Lovinta berada. Gadis itu pun mengangguk dengan senyum yang di paksakan. “Sudah, pak.” lalu gadis itu beranjak dari tempatnya saat Gilang ingin duduk di sampingnya. Gilang yang merasa dihindari pun hanya bisa mengerutkan keningnya bingung. “Mau kemana kamu?” Gilang menahan pergelangan tangan Lovinta agar gadis itu tetap berada di dekatnya. Lovinta menghela napasnya pelan, “Toilet pak,” jawabnya nampak enggan menatap wajah tampan Gilang. “Kamu menghindar dari saya?” pertanyaan Gilang tepat pada sasaran, namun Lovinta mencoba menutupinya. “Tidak. Saya memang ingin ke toilet buang air kecil,” kilahnya dengan wajah yang meyakinkan. Namun, Gilang tidak akan semudah it