“Pah, kita mau kemana?” tanya Lovinta menatap bingung pada jalanan yang sedari tadi dilaluinya, pasalnya Lovinta asing dengan daerah yang dilaluinya bersama sang papa. Danial yang masih fokus dalam kemudinya hanya bisa tersenyum. “Kita akan ke suatu tempat,” jawab Danial. Lovinta mendengus kesal, pasalnya sedari tadi sang papa hanya mengucapkan ‘ingin ke suatru tempat,’ namun tidak dijelaskan ingin ke tempat seperti apa. “Jangan marah,” ucap Nean yang duduk di belakang bersama dengan Diah. Lovinta menoleh kebelakang dan mendapati Nean tersenyum kepadanya, lalu mau tidak mau Lovinta pun harus membalas senyuman itu. Setiap hari bertemu dengan Nean seakan tidak pernah membuatnya bosan. Wajah tampan dan tatapan hangatnya mampu membuat perasaan Lovinta melayang hingga ke udara. “Kena