Lovinta meremas jemarinya, keringat dingin sedari tadi membanjiri seluruh badannya. Pagi ini, gadis itu memutuskan untuk mendatangi Edera yang berada di rumah sakit jiwa bersama dengan Nean dan juga Danial. Diah tidak ikut, karena wanita renta itu sudah tidak ingin lagi melihat Edera kembali. Pihak rumah sakit jiwa memerintahkan Lovinta dan keluarga untuk menunggu beberapa saat karena Edera belum berhasil ditenangkan. Sudah sejak semalam wanita itu meraung dan menangis tidak jelas sehingga menganggu pasien yang lainnya untuk istirahat. Jika mendengar teriakan sang mama, Lovinta sungguh sedih dan tercubit hatinya. Rasa ingin memeluk wanita itu muncul sangat besar di dalam dirinya, namun mengingat kejiwaan wanita itu sedang terganggu, Lovinta mencoba menahan dirinya. Sedangkan Danial