"Tak akan ada pernikahan..." Kalimat yang diucapkan Kiyai Umar bagaikan guntur di siang hari. Membuat Raynand dan kedua orangtuanya terpaku. Silvi menangis karena hatinya begitu miris. Sungguh tak menyangka, cucu pertamanya akan lahir tanpa seorang ayah. "Tapi... Kiyai... Kasihan Zahra. Zahra putrimu sendiri. Dia butuh sosok suami untuk menemani kehamilannya. Dan anak dalam kandungan nya butuh sosok ayah. Kami tau, anak kami memang kurang ajar dan tak layak menjadi menantu seorang Ulama besar. Tapi saya mohon pikirkanlah perasaan Zahra. Dan calon cucumu kelak." Kini silvi bicara. Menyuarakan perasaannya. Wanita mana yang akan sanggup menjalani kehamilan tanpa suami dan anak yang dalam kandungan nya dilahirkan tanpa seorang ayah. Melihat Zahra yang menangis tanpa suara. Silvi tergerak da