Sebuah Sandiwara.

1513 Kata

Ranvier POV. "Sudah sayang. Aku sudah baik baik saja." Ku tarik tangannya yang terus saja membungkus betisku yang berdarah karena terkena oleh sabetan tadi. Wajah cantiknya terlihat panik dan juga aku melihat bulir bulir air mata di sudut kedua amta indah itu. Apakah dia benar benar menyukai ku, sampai mau nangis kaya gitu. "Masih sakit enggak sih, kakinya?" tanya nya padaku. "Enggak, yang ... seriusan enggak sakit. Ini cuma luka kecil. Kamu jangan khawatir ya ..." Dia juga malam ini hanya mengenakan kaos polo berwarna putih tanpa lengan, yang memperlihatkan lekuk tubuh seksinya yang indah. Karena blazer warna hitamnya ia pakai untuk membungkus betis ku, menahan aliran darah yang keluar dari luka itu. "Pakai ini, yang ..." ku pakaikan jas miliku yang tentu saja kebesaran untuk tubu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN